Ahad, 5 April 2015

ISABELLA BAB 14

BAB 14 Tugas-Tugas Kerajaan Islam

Orang-orang islam telah mengetahui secara terperinci perhimpunan sulit yang telah diadakan oleh orang-orang Kristian dan peri surat Isabella yang telah menyebabkan cita-cita mereka jadi terbantut. Setelah lima hari berada bersama-sama Ziad bin Umar dan cendekiawan Islam, Isabella dan sahabat-sahabatnya semakin dalam pengetahuan mereka tentang agama Islam. Dalam salah satu pertemuan, salah seorang yang hadir telah memberi pandangan.
“Tuan yang dihormati. Orang-orang Kristian secara sulit cuba menipu Isabella supaya kembali kepada agama Kristian tetapi nampaknya Kerajaan Islam sedikitpun tidak berbuat apa-apa dalam hal ini. Apabila Isabella telah menjadi orang Islam maka menjadi tugas dan tanggungjawab kerajaan Islam untuk melindunginya dari ancaman orang-orang Kristian dan membebaskannya dari bahaya yang mungkin menimpanya.”

Ziad bin Umar tersenyum kecil mendengar kata-kata orang itu. Dengan tenang dia menjawab “Sebegitu jauh semua usaha-usaha orang-orang Kristian itu dalam keadaan sulit, jadi bagaimana kerajaan akan mengambil tindakan dari segi undang-undang? Selain daripada itu, memang benar iaitu apabila seseorang telah menjadi Islam maka menjadi tanggungjawab kerajaanlah memberi perlindungan kepadanya daripada tindasan orang-orang bukan Islam dan berdiri teguh di belakang orang yang telah menganut agama Islam. Tetapi kita sengaja mencegah kerajaan Islam mengambil tindakan serupa itu kerana kami berpendapat pengajaran yang dialami Isabella dan kawan-kawannya akan memperkukuh moral mereka. Kalau tidak, kita memang boleh campurtangan dan mengambil tindakan-tindakan tegas ke atas mereka.”

Orang itu masih belum berpuas hati dengan jawaban Ziad bin Umar. “Tetapi bagi orang-orang Kristian yang akan datang harus diberi peringatan supaya jangan terlalu lancang mengikut perasaan dalam perkara-perkara serupa ini?” katanya.
“Tuan tidak usah khuatir,” jawab Ziad bin Umar “pada masa akan datang kerajaan akan lebih aktif menyokong kebebasan beragama. Dalam soal ini kita sudah memberitahu paderi-paderi Kristian secara terperinci tentang keadaan Isabella dan di mana dia berada dan sebagainya. Juga, telah diberitahu bahwa kerajaan cukup mengambil berat tentang keselamatan Isabella dan kawan-kawannya dan jika sesuatu yang tidak diingini berlaku ke atas diri mereka maka kerajaan tidak akan berdiam diri.”
“Tuan yang dihormati,” Umar Lahmi mencelah “kawan-kawan Isabella meminta agar mereka diislamkan secara rasmi dan diajar hukum-hukum Islam.”
“Baiklah! Lakukan dengan nama Allah. Islamkan mereka segera.” kata Ziad.

Umar Lahmi lalu mendekati sahabat-sahabat Isabella sambil berkata “Mirano, Martha, Hanana dan Catherine, apakah kalian masih ragu-ragu tentang dasar kepercayaan Islam?”
Mirano mengangkat telunjuk kanannya lalu berkata “Saya ingin mendapat penjelasan tentang beberapa perkara.”
“Baiklah,” kata Ziad “kami tidak keberatan memberi penjelasan. Memang benar begitulah caranya setelah mendapat penjelasan yang memuaskan hati barulah baik menerima agama ini. Nah, ajukan pertanyaan dan saya wakilkan Umar untuk menjawabnya.” Mirano tersenyum lebar.
Dia kemudian berkata “Tuan yang saya hormati. Mula-mula sekali kami ini diislamkan dulu. Setelah itu barulah saya akan bertanya satu atau dua masalah. Meskipun saya boleh menutup mulut orang-orang Kristian dengan hujah saya tetapi dijauhkan Tuhan! Saya sedikitpun tidak ragu tentang Islam.”

Keempat-empat anak gadis itu pun diislamkan secara rasmi, mengucapkan dua kalimah syahadat, mengakui dengan setulus hati akan keEsaan Allah dan kerasulan Nabi Muhammad sallallah alaihisalam. Semua yang hadir menadah tangan memanjat doa kesyukuran kepada Allah Yang Maha Kuasa. Mereka lalu menutup kepala masing-masing dengan kain selendang yang memang sudah dibawa dari awal. Mirano mengemukakan pertanyaan. “Menurut orang-orang Kristian, Kitab Taurat itu ialah hukum dan Injil merupakan penyempurnaan hukum-hukum itu. Nyatalah apabila telah ada hukum dan penyempurnaan maka tidak perlu lagi ada perkara-perkara lain termasuk juga Kitab Suci Al-Quran. Al-Quran tidak perlu lagi kerana ia telah membenarkan Taurat dan Injil maka sesuatu bantahan menjadi semakin beralasan.”

“Andaikata penganut-penganut Kristian menyifatkan sesuatu kebaikan di dalam kitab-kitab mereka,” ujar Umar Lahmi “maka itu bukan satu kemestian bagi kita mempercayainya. Dakwaan itu mesti dibuktikan dengan hujah-hujah. Tetapi dengan hanya menganggap sebagai satu kemestian bahwa Taurat itu hukum dan Injil penyempurnaannya, maka sebagai lawannya Kitab Suci Al-Quran ialah pembenaran. Pembenaran yang mencakupi kedua-duanya sekali, hukum dan kesempurnaan.

Pembenaran itu telah disebutkan di dalam Al-Quran di dalam Surat Al-Ma’idah ayat 48 yang maksudnya kira-kira begini :

Dan Kami telah turunkan Al-Quran kepada engkau dengan benar bahwa ia daripada Allah sedangkan ia pula membenarkan Kitab-Kitab Ketuhanan – yang terdahulu daripadanya serta menguasainya.”
“Tetapi,” Umar Lahmi berkata lagi “Injil itu sendiri tidak pernah menggunakan perkataan kesempurnaan. Dengan demikian, Kitab Suci Al-Quran telah terbukti mencakupi kedua-duanya, hukum dan kesempurnaan.”
“Taurat dan Injil ada disebutkan di dalam Al-Quran dan sudah satu kemestian bagi orang-orang Islam untuk menerimanya.” kata Mirano.

:Kenapa orang-orang Islam tidak mempercayainya?”
“Kerana orang-orang Kristian tidak mempunyai Taurat dan Injil yang tulen.” jawab Umar Lahmi.
“Jikalau Taurat dan Injil tidak wujud kenapa pula Al-Quran mengakuinya?” tanya Mirano lagi.

“Al-Quran mengakui Taurat dan Injil asli bukan yang dipalsukan dan dibuat-buat.” jawab Umar Lahmi.
“Kata orang-orang Kristian Taurat dan Injil mereka yang ada sekarang itulah yang diakui Al-Quran.” kata Mirano.
“Baiklah,” kata Umar Lahmi “saya akan bertanya kepada Kitab Suci Al-Quran apakah ia mengakui Taurat dan Injil yang wujud sekarang ini ataupun menganggapnya palsu.

Al-Quran berkata menurut Surat Al-Ahqaf ayat 33

: Bahawasanya Allah telah menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak pernah merasa lemah.

Tetapi di dalam Kitab Taurat Kejadian 2:2-3 ada dikatakan bahwa

”menjelang hari ketujuh Tuhan telah menyelesaikan apa yang sedang dilakukannya dan berhenti bekerja. Dia memberkati hari ketujuh dan telah memperuntukkannya sebagai hari yang istimewa kerana pada hari itu dia telah menyempurnakan penciptaannya dan berhenti bekerja.”

“Berhenti bekerja,” sambung Umar Lahmi “bererti berehat dan bila seseorang itu berehat dari bekerja bererti dia penat. Jadi, dari yang disebutkan oleh Taurat itu ternyatalah bahwa Tuhan itu merasa penat.
Kitab Suci Al-Quran berkata Allah tidak pernah penat.
Nah, apakah Al-Quran menyetujui atau menolak kenyataan itu? Taurat mengatakan Sulaiman menyembah berhala tetapi Al-Quran menyangkal dakwaan itu. Nabi Sulaiman tidak akan melakukan perbuatan orang-orang kafir.
Nah, apakah Al-Quran menyetujui atau menolat Taurat? Sekarang, ambil Kitab Injil. Keempat-empat kitab itu ada mengatakan tentang Jesus Kristus mati sambil menangis di atas salib, bahwa dia benar-benar telah disalibkan tetapi Kitab Suci Al-Quran menafikan bahwa Jesus dibunuh oleh orang-orang Yahudi dan tidak pula disalibkan.
Kemudian Injil mengatakan Jesus Kristus mengaku menjadi Tuhan tetapi Al-Quran dalam Surat Al-Ma’idah ayat 72 berkata:
Demi Allah telah kafir segala mereka yang berkata :
Sesungguhnya Allah itulah Al-Masih anak Mariam, sedang Al-Masih berkata:
Hai Bani Israil, sembahlah olehmu akan Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya siapa yang mensyariatkan sesuatu dengan Allah, maka sesungguhnya Allah mengharamkan ke atasnya syurga dan tempat kembalinya adalah neraka dan sekali-kali penzalim-penzalim itu tiada mendapat penolong.”

Nah, sekarang dipersilakan siapa saja paderi Kristian tampil mengatakan secara jujur dan adil, apakah Kitab Suci Al-Quran mengakui atau menolak Injil?”

Mirano dengan gembira terus menjawab “Tidak syak lagi bahwa dengan bukti-bukti itu Kitab Suci Al-Quran tidak mengakui Taurat dan Injil yang ada sekarang tetapi telah menolaknya.”
“Sekarang jelaslah,” kata Umar Lahmi “bahwa Kitab Suci Al-Quran tidak mengakui Taurat dan Injil tetapi menolak dengan keras dan menuduh semua keterangan, fakta dan kepercayaan di dalamnya sebagai mensyarikatkan Allah dan murtad. Sekarang saya akan memberikan satu prinsip umum daripada Kitab Suci Al-Quran dan dengan prinsip itu, buku apa saja boleh diuji, seolah-olah Kitab Suci Al-Quran seperti batu ujian yang dengannya kita boleh menguji semua kitab yang lain.

Dalam Al-Quran Suran An-Nisa’ ayat 82 ada disebutkan:

Maka mengapakah mereka tidak memperhatikan dan memikirkan tujuan-tujuan dan maksud-maksud Al-Quran? Sekiranya Al-Quran itu dari sisi selain Allah seperti yang mereka katakan tentulah mereka dapati padanya perselisihan yang banyak.

Ayat Kitab Suci Al-Quran ini menegaskan bahwa kecuali Kitab Allah maka tidak ada kitab lain yang bebas dari pertentangan (contradiction), kerana manusia tidak kalis dari kesilapan dan kekeliruan dan bagaimanapun kepekaan seseorang itu dalam menulis sesebuah buku namun kesalahan dan kekeliruan tetap tidak dapat dielak. Dan buku yang ada kesalahan bukanlah dari Allah karena Allah tidak pelupa dan tidak berbohong. Nah, bolehkah sesiapa menolak prinsip ini?”

“Prinsip ini cukup wajar dan adil.” jawab Mirano setuju.
“Sudah tentu kitab yang ada pertentangan di dalamnya tidak boleh datang dari Tuhan Yang Sempurna. Tetapi apakah ada pertentangan di dalam Taurat dan Injil?”
“Banyak sekali,” jawab Umar Lahmi “kerana terlalu banyak sangat pertentangannya maka pembaca-pembaca menjadi bingung. Sekarang mari saya cubakan dengan prinsip-prinsip tadi. Saudara akan melihat kenyataannya. Nah, berapa umur saudara Mirano, cuba beritahu saya.” Mirano teragak-agak sebentar. “Antara 21 atau 22, katakanlah saja 22.” jawab Mirano kemudian.
“Bagus. Kalau saudara katakan umur saudara 22 dan satu jam kemudian 42, apakah kedua-dua keterangan itu betul?”
“Bagaimana boleh kedua-duanya itu betul?” Kalau saya katakan umur saya 42 tentu kenyataan itu salah. Bolehkan kedua-dua itu dikatakan benar?” MIrano agak kebingungan sedikit dengan kata-kata Umar Lahmi.

“Nah, sekarang cuba lihat di dalam kitab 2 Tawarikh 22:2-3 di mana disebutkan bahwa ketika Ahaziah ditabalkan menjadi raja menggantikan bapanya, dia berumur 42 tahun.

Tetapi di dalam kitab 2 Raja-Raja 8:25 ada disebutkan bahwa waktu Ahaziah menjadi raja, umurnya sudah 22 tahun.* Bolehkah kedua-dua keterangan ini diterima sebagai benar?”

“Tidak!” jawab Mirano. “Satu saja daripada kedua-dua keterangan itu yang benar dan yang satu lagi tentu salah.”
“Masalahnya,” kata Umar Lahmi “mana satu di antara kedua keterangan itu yang benar tidak dapat dipastikan dan dengan demikian kedua-dua kitab dari Inji itu menimbulkan keraguan. Tanda keraguan telah dibubuhkan ke atas keduanya.”

* pada 2 Tawarikh 22:2-3 disebut 42 tahun dan pada 2 Raja-Raja 8:26 Ahaziah berumur 22 tahun. Dalam Good News Bible kedua-dua Injil itu menyebut 22 tahun.

“Dan cuba kita selidiki lebih lanjut. Dalam Al-Kitab Samuel 24:9 ada dituliskan bahwa Yoab memberitahukan kepada raja hasil pendaftaran rakyat, Israel ada lapan ratus ribu daripadanya orang-orang Yahudi yang memikul senjata tetapi di dalam Injil 1 Tawarikh 21:5 dituliskan jumlah orang-orang Israel ialah sejuta seratus ribu yang dapat memegang pedang dan orang Yahudi ada empat ratus tujuh puluh ribu yang dapat memegang pedang. Nah, apakah kedua-dua keterangan ini benar?*” kata Umar Lahmi lagi.
“Tentulah salah satu daripadanya benar.” jawab Mirano.
“Kitab yang menyebutkan angka-angka yang salah serupa itu tidak mungkin dari Tuhan.” sambung Umar Lahmi.
“Tidak mungkin.” ulang Mirano.
“Allah melindungi namanya dari dicemarkan serupa itu, jadi lebih baiklah jangan dikatakan kitab-kitab itu dari Allah.”

“Dengan adanya pertentangan serupa ini bolehkah orang menyebut Taurat dan Mazmur itu wahyu Tuhan? Bolehkah kesalahan-kesalahan serupa ini dikatakan dari Allah?” tanya Umar Lahmi.
“Subhanallah!” keluh Mirano.
“Ini adalah hujah-hujah yang terang tentang betapa lemahnya Kitab-Kitab Kristian.”

* dalam Good News Bible ditulis pada Injil 2 Samuel 24:9 ‘Mereka melaporkan kepada raja jumlah orang yang layak berkhidmat sebagai askar: 800,000 di Israel dan 500,000 di Judah’.

Dalam Injil 1 Tawarikh 21:5 pula disebutkan: ‘Dia melaporkan kepada Raja Daud jumlah orang yang layak berkhidmat dalam tentera: 1,100,000 di Israel dan 470,000 di Judah’.

(Penterjemah) “Di dalam Kitab 2 Samuel 23 ayat 8 ada disebutkan tentang tiga orang perajurit Nabi Daud yang gagah berani. Seorang daripadanya bernama Josheb Basshebeth dari suku Tacheman, ia dengan bersenjatakan tombak saja telah dapat membunuh lapan ratus orang musuh.

Tetapi di dalam Kitab 1 Riwayat 10 ayat 11, yang menceritakan tentang peristiwa yang sama, nama perajurit itu bukan Josheb Basshebeth tetapi Joshobeam dari suku Hachmon dan dia hanya membunuh sebanyak tiga ratus orang saja dengan tombaknya.’*

“Oh, terlalu jauh perbezaannya.” kata orang-orang yang hadir.
“Agak aneh,” bersungut Mirano “orang-orang Kristian tidak melihat kesalahan yang begitu menjolok.

* dalam Al-Kitab pada Injil 2 Samuel 23:8 nama perajurit itu ialah Isybaal orang Hakhmoni dan

pada Injil 1 Tawarikh 11:11 namanya ialah Yasobam bin Hakhmoni.

“Mereka boleh melihat kesalahan-kesalahan itu jika mereka mahu membuat penyelidikan dan mereka boleh menolak keterangan-keterangan yang tidak betul dan membuat penentuan mana yang betul.” kata Umar Lahmi.

“Tetapi mereka terus berpegang kepada kesalahan-kesalahan itu seperti orang yang tertalu patuh kepada kebenaran.

Cuba lihat di dalam Kitab 1 Raja-Raja 4 ayat 46. Di dalamnya tertulis Sulaiman memiliki empat puluh ribu kandang untuk kuda-kuda keretanya serta dua belas kuda tentera tetapi di dalam Kitab 2 Tawarikh 9:25 ditulis cuma empat ribu kandang untuk kereta dan kuda dan dan dua belas kuda tunggangan yang dipunyai oleh Sulaiman.

Lihat, betapa jauh perbezaannya antara empat ribu dengan empat puluh ribu. Sebuah kitab mengatakan empat puluh ribu sementara kitab yang satu lagi mengurangkan tiga puluh enam ribu daripadanya dan merasa puas hati dengan empat ribu saja. Yang ajaibnya, kedua-dua kitab ini didakwa sebagai wahyu daripada Tuhan.

Nah, salahkan kalau Al-Quran mengatakan tidak ada pertentangan di dalam kitab Allah?”
“Subhanallah!” sahut Isabella “betapa agungnya Al-Quran. Andaikata Al-Quran tidak diturunkan tentulah tembelang kitab-kitab agama Kristian tidak akan diketahui.” “Sekarang cuba kita lihat satu perkara lain yang juga cukup menarik.” kata Umar Lahmi.

“Di dalam Kitab 2 Samuel 10 ayat 18 ada dikatakan bahwa Daud telah membunuh tujuh ratus orang pemandu kereta kuda dan empat puluh ribu penunggang kuda. Ingat baik-baik, tujuh ratus dan empat puluh ribu penunggang kuda.

Dalam Kitab 1 Tawarikh 19 ayat 18, Daud telah membunuh tujuh ribu orang pemandu kereta kuda dan empat puluh ribu orang tentera berjalan kaki.

Kedua-dua kitab ini dikatakan dari wahyu Tuhan dan kedua-dua kitab ini dikira adalah hasil daripada manipulasi manusia dan ada campur tangan syaitan. Sebuah kitab mengatakan pemandu tujuh ratus kereta kuda dan empat puluh ribu penunggang kuda sementara dalam kitab lain pula berkata bukan begitu. Tujuh ribu orang pemandu kereta dan empat pulu ribu bukan penunggang kuda tetapi tentera berjalan kaki. Kitab-kitab ini dikatakan sebagai wahyu dan kitab-kitab inilah yang disuruh orang-orang mempercayainya. Betulkah kitab-kitab ini telah diwahyukan Tuhan kepada nabi-nabi?”

“Hah!” kata Mirano.
“Terlalu banyak pertentangan di dalamnya. Bagaimana dapat diterima oleh Islam? Yang nyatanya ialah tabir yang dilabuhkan untuk melindungi hikmah, kata batin dan kasih orang-orang yang tak beriman itu terlalu tebal sehingga mereka ada mata tetapi tidak melihat, ada telinga tetapi tidak mendengar, mudah-mudahan Allah memberi petunjuk kepada mereka.”

Setelah mendengar kata-kata Mirano, Umar Lahmi lalu menyambung “Setelah begitu banyak pertentangan di dalam Taurat dan Kitab Perjanjian Lama yang tidak pernah mahu berkompromi, sekarang mari kita lihat pula kepada Kitab Injil.
Nampaknya, setelah kita membuat penelitian yang saksama maka keempat-empat Kitab Injil yang wujud sekarang adalah lebih parah lagi. Yang pertama Injil telah disusun dan ditulis dalam berbagai-bagai bahasa. Kitab Injil yang pada zaman dulu dianggap sebagai wahyu Tuhan maka sekarang ini tidak lebih daripada satu apocyphal atau sumber yang diragukan. Di samping Injil-Injil itu ada Injil lain pula yang digunakan seolah-olah Injil itu tidak lebih daripada buku-buku teks sekolah yang boleh ditukar-tukarkan menurut keadaan yang berlaku. Persidangan telah sering diadakan untuk memilih Injil-Injil yang berbagai-bagai itu seolah-olah wahyu dan kalam Allah bergantung kepada ketetapan gereja.”

“Ya,” ujar Mirano “pernah sekali saya mendengar dari bapa saya bahwa di salah satu persidangan itu, setengah daripada kitab-kitab disingkirkan dari daftar kitab-kitab yang diwahyukan.” “Sekarang mari kita cuba uji Injil dengan Kitab Suci Al-Quran tentang prinsip dan standardnya dengan demikian dapatlah kita membuat ketetapan tentang betapa goyahnya dan betapa palsunya Injil-Injil itu.” kata Umar Lahmi kepada Mirano, Isabella dan sahabat-sahabat mereka yang diam tidak bergerak, terpesona dengan kedalaman ilmu Umar Lahmi dan tentang pengetahuannya mengenai kitab Injil yang selama ini tidak pernah terfikirkan oleh mereka.

“Dalam Kitab Matius 27 ayat 3, salah seorang pengikut Jesus Kristus yang bernama Yudas telah menerima rasuah sebanyak tiga puluh keping wang perak. Yudas merasa sangat menyesal kerana telah menyerahkan Jesus Kristus kepada kerajaan untuk dibunuh di atas salib. Lalu dia pergi kepada imam-imam kepala dan tua-tua dan berkata ‘Aku telah berdosa kerana menyerahkan darah orang yang tak bersalah’. Yudas lalu mencampakkan duit itu, pulang ke rumah dan membunuh dirinya sendiri.

Tetapi di dalam Kitab Kisah Para Rasul bab1 ayat 18, ada disebutkan bahwa Yudas dengan wang yang diperoleh dari perbuatan khianatnya telah membeli sebidang tanah dan di sana dia jatuh tertelungkup, perutnya terbelah sehingga semua isiperutnya terburai keluar.

Nah, di dalam Kitab Matius, Yudas dikatakan telah memulangkan balik wang rasuahnya kepada imam-imam ketua dan kemudian menggantungkan dirinya sementara dalam Kitab Kisah Para Rasul pula dikatakan Yudas membeli kebun dengan wang itu dan mati terjatuh sehingga isiperutnya terkeluar. Inilah dua keterangan yang berbeda dari dua buah Kitab Injil yang berbeda pula yang kedua-duanya didakwa sebagai wahyu menurut orang-orang Kristian atau Roh Kudus menyuruh mereka menulisnya menurut wahyu yang disampaikan. Jadi bererti ketika Roh Kudus pergi kepada penulis Kitab Matius, dia mengatakan begini kemudian apabila dia pergi kepada penulis Kitab Para Rasul, dia mengatakan yang lain pula. Sekarang, samaada kita membuat anggapan Roh Kudus sebagai pembohong dan penipu ataupun kita menolaknya secara total.
Adalah lebih bijaksana kita menyatakan bahwa semua Kitab Injil itu palsu dan salah daripada kita meletakkan tuduhan kepada Roh Kudus. Kalau tidak, Tuhan dan Roh Kudus juga ikut berbuat dosa.”

“Nyatalah bahwa semua Kitab Injil yang wujud sekarang ini palsu dan salah belaka dan tentulah musuh-musuh Kristus yang telah memalsukannya untuk mencapai sesuatu maksud.” sampuk Mirano. “Itu pertentangan daripada dua buah Injil yang berlainan,” kata Umar Lahmi “mari kita tengok pula pertentangan yang terdapat di dalam sebuah Injil yang sama. Saint Paulus yang telah menyusun syahadat trinitas yang menyebabkan semua penganut Kristian sesat sebab menyekutukan Tuhan telah diceritakan tentang bagaimana dia masuk Kristian. Ada tiga tempat dalam Kitab Kisah Para Rasul yang menyebutnya dan ketiga-tiganya berbeda, tidak sama. Betapa aneh bahwa Roh Kudus telah berbohong di tiga tempat di dalam kitab yang sama tentang peristiwa yang sama pula.

Dalam bab 9 ayat 3 Injil Kisah Para Rasul ada disebutkan bahawa Paulus sedang dalam perjalanannya ke Damsyik dengan sahabat-sahabatnya ketika sudah dekat dengan kota, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Dia rebah ke tanah dan mendengar suatu suara yang berkata:
‘Kenapa menganiayai aku?” Sementara sahabat-sahabatnya terus termangu-mangu. Mereka ada mendengar suara itu tetapi tidak melihat seorang jua pun.

Di dalam bab 22 ayat 6-7, kitab yang sama menceritakan sahabat-sahabat ada melihat cahaya di langit tetapi tidak mendengar suara

dan dalam bab 26 ayat 13 mengatakan Saint Paulus dan sahabat-sahabatnya dikelilingi oleh cahaya dan mereka semua terjatuh ke tanah.

Nah, cuba fikirkan dalam sebuah Injil, peristiwa yang sama telah diceritakan dalam tiga versi di tiga tempat. Bolehkah kita membenarkannya?” tanya Umar Lahmi.
“Tidak mungkin,” jawab Mirano cepat “ketiga-tiganya palsu dan kalaupun salah satunya itu betul agak sukar mahu dipastikan.”

“Nah, saudara sudah mendengar tentang pertentangan antara dua buah Kitab Injil yang berbeza dan pertentangan di dalam sebuah Injil yang sama.” kata Umar Lahmi. “Sekarang cuba perhatikan keanehan pertentangan yang terjadi di dalam satu ayat yang sama pula.

Di dalam Kitab Injil Lukas bab 21 ayat 16-18 ada disebutkan tentang peringatan Jesus kepada pengikut-pengikutnya:
‘Dan kamu akan diserahkan juga oleh orangtuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua orang oleh kerana namaku. Tetapi tidak sehelai pun dari rambut kepalamu akan hilang’.

Ini bererti bahwa musuh akan membunuh pengikut-pengikut Jesus tetapi tidak sehelai rambut pun akan hilang yakni tidak terjadi apa-apa seolah-olah pembunuhan itu tidak ada kaitannya dengan kecederaan. Kena bunuh tetapi pengikut-pengikutnya tidak kena bunuh. Kita akan merasa hairan betapa tidak berakalnya penyusun Injil itu sehingga dalam ayat yang sama ada pertentangan yang boleh menimbulkan ketawa.”

Isabella yang sejak lama diam mendengar lalu menyampuk “Bagaimana agaknya orang-orang Kristian yang malang itu mahu menjelaskannya?”
“Apa penjelasan yang boleh mereka berikan?” tanya Umar Lahmi.
‘Mereka selalu mengelak dengan percakapan yang tidak relevan dan menimpakan kesalahan itu kepada jurutulis yang tidak mengambil berat. Meskipun jawaban mereka kita terima sebagai satu kebetulan, pertanyaan itu masih tetap belum berjawab tentang kalimat yang sebenarnya dan yang mana pula kesalahan jurutulis?

Sebagai contoh umur seseorang dalam satu waktu ada yang 22 dan ada yang 42 tahun. Mana satu kesalahan jurutulis dan mana satu pula yang benar? Tidak ada orang-orang Kristian sekarang ini yang boleh berkata bahwa ayat sebenar ialah begini dan jurutulis telah menulis begitu. Selagi kesalahan jurutulis tidak dapat dikesani maka penerangan dan jawaban apa pun juga hanyalah nonsense semata-mata. Jadi, hal ini membuktikan bahwa menurut orang-orang Kristian sendiri kitab-kitab ini diragukan sementara di tempat lain kesalahan jurutulis pula diakui maka dengan sendirinya kitab-kitab itu telah kehilangan kewibawaannya dari sudut mana pun jua.”

“Tidak mungkinkah kesalahan-kesalahan ini diperbaiki dengan membuat bandingan dengan yang asli?” tanya Isabella.
“Jikalau kitab-kitab yang tulen ada mengapa pula kita bersusah-susah mahu membuat perbandingan lagi.” kata Umar Lahmi.
“Masalahnya kitab yang tulen sudah tidak wujud, hanya bergantung dari terjemahan demi terjemahan dari salinan demi salinan. Dan yang ajaibnya ialah sampai sekarang belum lagi dapat dibuat kepastian tentang Injil-Injil ini bila ditulis, dalam bahasa apa atau siapa penulisnya. Setengah pula mengatakan ditulis serentak pada satu waktu di dalam dua bahasa iaitu bahasa Greek dan bahasa Yahudi. Tetapi dalam bahasa apapun yang ditulis, Injil asli tentu dapat diperoleh.

Malangnya, tidak pernah diketemui di mana-mana pun jua. Hanya terjemahan dari terjemahan yang ada yang tidak dapat dipercayai. Kemudian timbul pula berbagai-bagai pendapat tentang zaman Kitab-Kitab Injil ditulis dan tentang penulisnya tidak sesiapa pun yang mengetahuinya. Setengah mengatakan pengikut Jesus, Jonah telah menulis Injilnya sendiri dan ada yang mengatakan ia ditulis oleh orang lain yang juga bernama Jonah. Yang paling menyedihkan ialah tidak ada keterangan di dalam kitab-kitab itu tentang penulisnya, di dalam Kitab Injil Matius namanya juga tidak ada.”
“Orang-orang Kristian berkata apa saja kitab yang telah disahkan oleh gereja maka itulah saja kitab Tuhan dan kitab yang diwahyukan.” jawab Mirano.
“Jadi untuk dapat dianggp sebagai diwahyukan kita mesti bergantung kepada gereja sementara kitab-kitab itu sendiri pekak dan bisu dalam soal ini.” kata Umar Lahmi.
Isabella lalu mencelah “Orang-orang Kristian mempertahankan bahwa keputusan gereja adalah bebas daripada kesilapan. Dengan demikian, keputusan itu pun sebagai wahyu pula.”
“Jikalau keputusan gereja itu bebas dari kesilapan maka mengapa pula ada berbagai-bagai keputusan dari gereja-gereja yang berbeza?

Dalam Sidang Synodes di Nicia 325 Masihi dan sidang yang diadakan di Konstantinopel 381 Masehi kitab-kitab yang dianggap wahyu oleh persidangan itu telah ditolak setengahnya oleh Sidang Niqawiy. Malah diperintah membakar sekalian kitab yang isinya berlawanan dengan keputusan dalam Sidang Synodes di Nicia. Sementara sebahagian daripada kitab yang dikeluarkan daripada daftar-daftar wahyu kembali diterima sebagai kitab-kitab wahyu di dalam sidang yang lain.

Seolah-olah kitab-kitab wahyu itu seperti hidung patung lilin yang boleh diubah-ubah ke kiri atau ke kanan.” Setelah mendengar keterangan dan penjelasan Umar Lahmi tentang berbagai-bagai perkara yang bermula daripada masalah yang ditimbulkan oleh Mirano, maka pertemuan itu pun berakhir sudah agak larut malam.

Semua peserta kembali ke rumah masing-masing. Isabella dan sahabat-sahabatnya ditempatkan di sebuah rumah tidak jauh dari rumah Ziad bin Umar dan dikawal dengan ketat oleh pengawal-pengawal Islam yang gagah berani. Sebelum berpisah, satu rencana telah diatur supaya Isabella dan sahabat-sahabatnya mendapat latihan dan pendidikan agama secara intensif tidak saja dari Umar lahmi dan alim ulama yang lain tetapi juga dari Ziad bin Umar sendiri.

Masa berjalan begitu cepat, sudah empat tahun berlalu. Dalam masa itu, Isabella dan sahabat-sahabatnya telah dapat menguasai bahasa Arab dengan baik dan pengetahuan mereka tentang agama Islam juga cukup mendalam. Isabella kini telah menjadi tempat tumpuan kaum wanita di Cordova. Setelah mendalami ilmu agama maka dia telah menjadi model wanita Islam yang berhemah tinggi dan diberi gelaran sebagai muhaddisa salah seorang ahli Hadis yang ulung di Cordova. Seorang yang salih yang telah menyerah seluruh hidupnya ke jalan Allah.

Tiada ulasan: