tag:blogger.com,1999:blog-41400975125481990582024-03-13T14:29:09.111+08:00HIKAYAT MELAYUSulalatus salatin - Tun Sri LanangAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.comBlogger142125tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-53330076559378100592017-12-09T20:24:00.000+08:002017-12-09T20:24:10.062+08:00BANI JAWI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Sebenarnya saya tau soal bani jawi ini dari catatan ayah saya. setelah saya membaca catatan itu saya mulai tertarik tentang bani jawi. tentang siapa mereka, untuk misi apakah mereka, dan dari mana mereka.<br />
<br />
TENTANG SIAPA BANI JAWI ITU ?<br />
sebenarnya bani jawi mencangkup orang jawa, sunda,dan melayu.sangking rahasianya bani jawi, tak banyak yang mengetahui tentang mereka. padahal andalah mereka. bangsa ini berasal dari asia timur. di asia timurlah peradaban manusia pada awalnya. bangsa yang membangun kota-kota purba dan peperangan-peperangan agung sejak banjir besar. merekalah yang memegang rahasia-rahasia akhir zaman.<br />
<br />
sesunguhnya pengembaraan bangsa tersebut adalah satu cerita yang sangat amat panjang, lebih panjang dari cerita Homer,The Iliad and the Odyssey. siapakah bani jawi?, apa misi rahasia bani jawi?<br />
pada saat para ilmuwan memperdebatkan tentang kaum-kaum yang hilang seperti The Lost Tribe of Israel,Atlantis,Lemuria,Sodom and Gomorrah malah masih mencari-cari<br />
siapakah Gog and magog,<br />
rahasia bangsa misteri ini masih terpelihara di dalam tabut rahasia sejak beribu-ribu tahun, tiada siapapun yang tahu dari mana asalnya bangsa ini. .<br />
<br />
Bagaimana bangsa ini boleh wujud di tanah paling selatan benua Asia,’di penghujung dunia’.Bangsa yang hilang masih tidur dan ditidurkan.’Di hujung dunia’,setelah penat mengembara,bangsa misteri berehat dan berehat…tidur dengan lenanya…senyap sunyi tanpa siapa mengganggu walaupun Hitler telah pergi ke Tibet mencari bangsa misteri ini, tetapi dia juga ketinggalan jejak mereka… ……<br />
<br />
Dimanakah bangsa misteri ini meneruskan perjalanan mereka? Masih adakah masa lagi untuk menjejaki mereka? Mengapa Israel bersusah-payah membangun pangkalan dan pengaruhnya di Singapura? Apa kaitan Cina Singapura dengan Yahudi Zionis? Adakah terdapat apa-apa perancangan ketika Stamford Raffles menjejakkan kakinya di Pulau Singapura? Apa hubungan Bangsa Melayu dengan Bangsa Yahudi? Apakah dia alter Paling Rahasia Bangsa Melayu?.<br />
<br />
Apa yang terjadi 2000 tahun sebelum Masehi di antara Melayu dan Yahudi? ‘Dihujung Dunia’ bangsa ini masih nyenyak tidur! …J. Crawfurd menambah hujahnya dengan bukti bahawa bangsa Melayu dan bangsa Jawa telah memiliki taraf kebudayaan yang tinggi dalam abad kesembilan belas. Taraf ini hanya dapat dicapai setelah mengalami perkembangan budaya beberapa abad lamanya. Beliau sampai pada satu kesimpulan bahawa: *Orang Melayu itu tidak berasal dari mana-mana, tetapi malah merupakan induk yang menyebar ke tempat lain…. …<br />
<br />
Rahasia yang terpendam beribu tahun tentang satu bangsa pengembara yang mencari ‘Tanah yang Dijanjikan’ semakin lama semakin terbongkar dengan penemuan pelbagai artifak yang penuh misteri dan mengundang pertanyaan seperti penemuan keris di sebuah kuil purba di Okinawa Jepun,kendi purba yang sama di Vietnam,Kemboja dan Pahang,penemuan kota purba yang dinamakan Jawi/Jawa di Jordan dan juga penemuan keris purba di Rusia selain gendang Dong Son dan Kapak Tua Asia Tengah yang popular itu. APA MAKSUD KEPADA SEMUA MISTERI INI?..<br />
<br />
LELUHUR BANGSA JAWA/BANI JAWI<br />
Di dalam mitologi jawa diceritakan bahwa salah satu leluhur bangsa sunda (JAWA) adalah<br />
batara brahma atau sri maharaja sunda, yang bermukim di gunung mahera selain itu, nama<br />
batara brahma, juga terdapat di dalam silsilah babad tanah jawi. Di dalam silsilah itu, bermula<br />
dari nabi adam yang berputera nabi syits, kemudian nabi syits menurunkan sang hyang nur<br />
cahya, yang menurunkan sang hyang nur rasa. sang hyang nur rasa kemudian menurukan<br />
sang hyang wenang, yang menurunkan sang hyang tunggal. dan sang hyang tunggal menurunkan<br />
batara guru, yangmenurunkan batara brahma.<br />
berdasarkan pemahaman dari naskah-naskah kuno orang jawa, batara brahma adalah leluhurnya<br />
raja-raja di tanah jawa.<br />
<br />
BANI JAWI KETURUNAN NABI IBRAHIM<br />
Di dalam Kitab ‘al-Kamil fi al-Tarikh‘ tulisan Ibnu Athir,<br />
menyatakan bahwa Bani Jawi (yang di dalamnya termasuk Bangsa Sunda, Jawa, Melayu Sumatera, Bugis, dsb), adalah keturunan Nabi Ibrahim.<br />
Bani Jawi sebagai keturunan Nabi Ibrahim, semakin nyata, ketika baru-baru ini, dari penelitian seorang Profesor Universiti Kebangsaaan Malaysia (UKM), diperoleh data bahwa, di dalam darah DNA Melayu, terdapat 27% Variant Mediterranaen (merupakan DNA bangsa-bangsa EURO-Semitik).<br />
<br />
Variant Mediterranaen sendiri terdapat juga di dalam DNA keturunan Nabi Ibrahim yang lain, seperti pada bangsa Arab dan Bani Israil.<br />
Sekilas dari beberapa pernyataan di atas, sepertinya terdapat perbedaan yang sangat mendasar. Akan tetapi, setelah melalui penyelusuran yang lebih mendalam, diperoleh fakta, bahwa Brahma yang terdapat di dalam Metologi Jawa indentik dengan Nabi Ibrahim.<br />
<br />
BRAHMA ADALAH NABI IBRAHIM<br />
Mitos atau Legenda, terkadang merupakan peristiwa sejarah. Akan tetapi, peristiwa tersebut menjadi kabur, ketika kejadiannya di lebih-lebihkan dari kenyataan yang ada.<br />
Mitos Brahma sebagai leluhur bangsa-bangsa di Nusantara, boleh jadi merupakan peristiwa sejarah, yakni mengenai kedatangan Nabi Ibrahim untuk berdakwah, dimana kemudian beliau beristeri Siti Qanturah (Qatura/Keturah), yang kelak akan menjadi leluhur Bani Jawi (Melayu Deutro).<br />
Dan kita telah sama pahami bahwa, Nabi Ibrahim berasal dari bangsa ‘Ibriyah, kata ‘Ibriyah berasal dari ‘ain, ba, ra atau ‘abara yang berarti menyeberang. Nama Ibra-him (alif ba ra-ha ya mim), merupakan asal dari nama Brahma (ba ra-ha mim).<br />
<br />
Beberapa fakta yang menunjukkan bahwa Brahma yang terdapat di dalam Mitologi Jawa adalah Nabi Ibrahim, di antaranya :<br />
<br />
1. nabi ibrahim memiliki isteri bernama sara, sementara brahma memiliki isteri bernama saraswati<br />
<br />
2. nabi ibrahim hampir mengorbankan anak sulungnya yang bernama ismail, sementara brahma terhadap anak sulungnya yang bernama atharva (Muhammad in Parsi, Hindoo and Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali)…<br />
<br />
3.brahma adalah perlambang monotheisme, yaitu keyakinan bahwa tuhan itu satu (brahmana), sementara nabi ibrahim adalah rasul yng mengajarkan ke-ESAan allah<br />
Ajaran Monotheisme di dalam Kitab Veda, antara lain :<br />
Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan, Dia tidak pernah dilahirkan, Dia yg berhak disembah<br />
Yajurveda Ch. 40 V. 8 menyatakan bahwa Tuhan tidak berbentuk dan dia suci<br />
Atharvaveda Bk. 20 Hymn 58 V. 3 menyatakan bahwa sungguh Tuhan itu Maha Besar<br />
Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan bahwa tidak ada rupa bagi Tuhan<br />
Rigveda Bk. 1 Hymn 1 V. 1 menyebutkan : kami tidak menyembah kecuali Tuhan yg satu<br />
Rigveda Bk. 6 Hymn 45 V. 6 menyebutkan “sembahlah Dia saja, Tuhan yang sesungguhnya”<br />
Dalam Brahama Sutra disebutkan : “Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yg kedua. Tuhan tidak berbilang sama sekali”.<br />
Ajaran Monotheisme di dalam Veda, pada mulanya berasal dari Brahma (Nabi Ibrahim). Jadi makna awal dari Brahma bukanlah Pencipta, melainkan pembawa ajaran dari yang Maha Pencipta.<br />
<br />
4. nabi ibrahim mendirikan Bitullah (ka'bah) di bakkah (mekkah), sementara itu brahma membangun rumah tuhan, agar tuhan di ingat di sana (Muhammad in Parsi, Hindoo and Buddhist, tulisan A.H. Vidyarthi dan U. Ali).<br />
Bahkan secara rinci, kitab Veda menceritakan tentang bangunan tersebut :<br />
Tempat kediaman malaikat ini, mempunyai delapan putaran dan sembilan pintu… (Atharva Veda 10:2:31)<br />
Kitab Veda memberi gambaran sebenarnya tentang Ka’bah yang didirikan Nabi Ibrahim.<br />
<br />
Makna delapan putaran adalah delapan garis alami yang mengitari wilayah Bakkah, diantara perbukitan, yaitu Jabl Khalij, Jabl Kaikan, Jabl Hindi, Jabl Lala, Jabl Kada, Jabl Hadida, Jabl Abi Qabes dan Jabl Umar.<br />
Sementara sembilan pintu terdiri dari : Bab Ibrahim, Bab al Vida, Bab al Safa, Bab Ali, Bab Abbas, Bab al Nabi, Bab al Salam, Bab al Ziarat dan Bab al Haram.<br />
Monotheisme Ibrahim<br />
Peninggalan Nabi Ibrahim, sebagai Rasul pembawa ajaran Monotheisme, jejaknya masih dapat terlihat pada keyakinan suku Jawa, yang merupakan suku terbesar dari Bani Jawi.<br />
<br />
Suku Jawa sudah sejak dahulu, mereka menganut monotheisme, seperti keyakinan adanya Sang Hyang Widhi atau Sangkan Paraning Dumadi.<br />
Selain suku Jawa, pemahaman monotheisme juga terdapat di dalam masyarakat Sunda Kuno. Hal ini bisa kita jumpai pada Keyakinan Sunda Wiwitan. Mereka meyakini adanya ‘Allah Yang Maha Kuasa‘, yang dilambangkan dengan ucapan bahasa ‘Nu Ngersakeun‘ atau disebut juga ‘Sang Hyang Keresa‘.<br />
Dengan demikian, adalah sangat wajar jika kemudian mayoritas Bani Jawi (khususnya masyarakat Jawa) menerima Islam sebagai keyakinannya. Karena pada hakekatnya, Islam adalah penyempurna dari ajaran Monotheisme (Tauhid) yang di bawa oleh leluhurnya Nabi Ibrahim.<br />
<br />
Pada masa Dinasti ke-18 Fir’aun di Mesir (sekitar 1.567SM-1.339SM), di pesisir barat pulau sumatera telah ada pelabuhan yang ramai, dengan nama Barus. Pelabuhan ini berkembang dengan baik, dikarenakan ada bangsa yang mengatur, serta menjaganya dari serangan bajak laut atau negara lain.<br />
Penguasa Pelabuhan Barus, dikenal dengan nama Bangsa Malai. Malai dalam bahasa Sanskrit atau Tamil, berarti bukit (gunung). Seperti namanya, Bangsa Malai bermukim di sekitar perbukitan (dataran tinggi).<br />
<br />
ASAL MUASAL BANGSA MALAI<br />
Diperkirakan bangsa Malai, bermula dari 4 (empat) bangsa, yakni Arab-Cina-Eropa-Hindia, terkadang disingkat ACEH (sampai sekarang istilah ACEH masih dinisbatkan kepada keturunan Bangsa Malai yang tinggal di ujung utara pulau sumatera).<br />
Bangsa yang pertama datang adalah Bangsa Hindia Malaya (Himalaya). Bangsa Himalaya merupakan interaksi antara Bangsa Hindia (keturunan Kusy keturunan Ham bin Nabi Nuh), dengan Bangsa Malaya (keturunan Bangsa Malaya Purba/Atlantis/Sundaland [Penduduk Asli Nusantara], yang selamat dari bencana banjir Nuh).<br />
<br />
Pada awalnya mereka tinggal di kaki gunung Himalaya, sekitar tahun 6.000SM mereka datang ke pulau sumatera. Mereka menyusul kerabatnya bangsa Polinesia (keturunan Heth keturunan Ham bin Nabi Nuh), yang telah terlebih dahulu datang, dan bertempat tinggal di bagian timur Nusantara.<br />
Pada sekitar tahun 4.500SM, datang Bangsa Cina atau Bangsa Formosa (keturunan Shini keturunan Yafits bin Nabi Nuh). Bangsa ini membawa budaya Agraris dari tempat asalnya.<br />
<br />
Setelah itu sekitar tahun 2.500SM, datang Bangsa Eropa atau Bangsa Troya/Romawi Purba (keturunan Rumi keturunan Yafits bin Nabi Nuh), mereka membawa Peradaban Harappa, yang dikenal sudah sangat maju.<br />
Dan terakhir sekitar tahun 2.200SM datang Bangsa Arab Purba atau Bangsa Khabiru (keturunan ‘Ad keturunan Sam bin Nabi Nuh). Bangsa Khabiru adalah pengikut setia Nabi Hud, mereka datang dengan membawa keyakinan Monotheisme, di dalam masyarakat pulau sumatera.<br />
<br />
Penyatuan ke-empat bangsa ini di kenal dengan nama Bangsa Malai (Bangsa Aceh Purba/Melayu Proto), dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan dan petani.<br />
Bangsa Malai sebagaimana leluhur pertamanya Bangsa Himalaya, mendiami daerah dataran tinggi, yaitu di sepanjang Bukit Barisan (dari Pegunungan Pusat Gayo di utara, sampai daerah sekitar Gunung Dempo di selatan).<br />
Bermula dari Bukit Barisan inilah, Bangsa Malai menyebar ke pelosok Nusantara, seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Semenanjung Malaya, Siam, Kambujiya, Sunda, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.<br />
<br />
BANGSA MALAI PELIDUNG NUSANTARA<br />
Menurut para sejarawan, Bangsa Mongoloid begitu mendominasi daerah di sebelah utara Nusantara.<br />
Muncul pertanyaan, mengapa bangsa Mongoloid (Jengis Khan) tidak sampai meluaskan kekuasaan sampai ke selatan, bukankah nusantara adalah daerah yang sangat layak untuk dikuasai? Daerahnya subur, serta tersimpan beraneka bahan tambang seperti emas, timah dan sebagainya.<br />
<br />
APA YANG MEREKA TAKUTKAN???<br />
Jawabnya hanya satu, karena NUSANTARA ketika itu, dilindungi Bangsa Malai. Bangsa Malai dikenal sangat kesohor memiliki angkatan laut digdaya, kekuatan maritim yang kuat, dan balatentaranya secara personal memiliki ilmu beladiri yang mumpuni, Penguasa lautan sehingga Nusantara terkenal sbg kerajaan super power dari timur, bahkan jauh ribuan tahun sebelum bangsa Mongol berkuasa.<br />
sampai disini dulu petualangan bani jawi. masih ada beribu kata lagi yang akan saya ungkap dan ingatlah<br />
<br />
ANDALAH BANI JAWI . di edisi berikutnya saya akan mengungkap siti Qanturah leluhur bani jawi, sejarah kota barus..<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhyUv1eAioDp2_zrHywWh4CaxWB7vhspsbBEddlp20h2d1zqsERqfReZhXVHLOkf9FJC2ZFeVkxwiJ60fLm3vdxxHpotP4BbKTT9AmZksMR-eLVBvJZKCBKu08BgER6b3lQdb5xve5wYY/s1600/Screenshot_2017-12-09-20-14-21-1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="939" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhyUv1eAioDp2_zrHywWh4CaxWB7vhspsbBEddlp20h2d1zqsERqfReZhXVHLOkf9FJC2ZFeVkxwiJ60fLm3vdxxHpotP4BbKTT9AmZksMR-eLVBvJZKCBKu08BgER6b3lQdb5xve5wYY/s320/Screenshot_2017-12-09-20-14-21-1.png" width="245" /></a></div>
<a href="http://wakafsedekah.com/3324" target="_blank">http://wakafsedekah.com/3324</a><br />
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-745473977873225432017-12-01T07:01:00.001+08:002017-12-01T07:01:04.856+08:003 dalam 1 <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
*3⃣TIGA P?ELUANG JANA INCOME DALAM PROGRAM INI📊*<br />
<br />
Satu-satunya program bersepadu yang menggabungkan 3 dalam 1 iaitu; *Program WakafSedekah, Agen Master Dealer Top-up (MDT) dan Simkad Tone Excel (TE)*<br />
<br />
✅ *Peluang 1*<br />
Kumpul modal dari WakafSedekah<br />
Potensi total pendapatan RM11,100.<br />
<br />
✅ *Peluang 2*<br />
Master Dealer Topup (MDT)<br />
Pendapatan sampingan RM500 ke atas setiap bulan<br />
<br />
✅ *Peluang 3*<br />
Kesan dari Program WakafSedekah tersedia downline untuk Tone Excel (TE). Unjuran pendapatan pasif RM2-13K setiap bulan.<br />
<br />
📌 Modal RM60 Sekali Sahaja<br />
📌 Tak Perlu Jumpa Orang<br />
📌 Tak Perlu Jual Barang<br />
📌 Website Promosi Percuma<br />
<br />
*untuk info lengkap sila layari website di bawah ini:⤵*<br />
http://www.wakafsedekah.com/3324<br />
<br />
_🕌 Amalan Utama Yang Dianjurkan Oleh AlQuran Dan Hadith, iaitu :_<br />
1⃣ Berwakaf & Bersedekah.<br />
2⃣ Membantu Orang Yang Dalam Kesusahan.<br />
3⃣ Berniaga.<br />
<br />
_Sekali Anda Tolong Orang, Berkali - Kali Allah Tolong Anda, In Syaa Allah._<br />
<br />
*Jom Berwakaf & Bersedekah Sekaran;⤵*<br />
wakafsedekah.com/3324<a href="http://wakafsedekah.com/3324" target="_blank">http://wakafsedekah.com/3324</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-56224642398255600442017-11-30T02:54:00.000+08:002017-11-30T02:54:09.651+08:00Banyakkanlah bersedekah <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Orang Melayu Kata Kalau<br />
Ada Rezeki Baru Kahwin ,<br />
Tapi Islam Kata Nak Dapat<br />
Rezeki Kena Kahwin.<br />
<br />
Orang Melayu Kata Nak<br />
Senang Kena Simpan Duit ,<br />
Tapi Islam Kata Nak Senang<br />
Kena Banyak Keluar Sedekah.<br />
<br />
Orang Melayu Kata Dah Kaya<br />
Baru Bantu Orang Miskin ,<br />
Tapi Islam Kata Kalau Nak<br />
Kaya Bantu Orang Miskin.<br />
<br />
Orang Melayu Kata<br />
Makan Sampai Kenyang ,<br />
Tapi Islam Kata Berhenti<br />
Sebelum Kenyang.<br />
<br />
Orang Melayu Kata<br />
Sakit Itu Bala ,<br />
Tapi Islam Kata<br />
Sakit Itu Penghapus Dosa.<br />
<br />
Ini Lah Keindahan Islam<br />
Yang Sentiasa Positif Dalam Kehidupan ツ.<br />
<br />
banyakkan lah bersedekah <a href="http://wakafsedekah.com/3324" target="_blank">http://wakafsedekah.com/3324</a>insyaAllah tidak rugi..<br />
http://www.wakafsedekah.com/3324<br />
<div>
<br /></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-38885494294485128052017-11-13T20:29:00.001+08:002017-11-13T21:16:00.916+08:00Wakafsedekah <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr">
http://wakafsedekah.com/<u>3324</u></div>
<div dir="ltr">
BAGAIMANA ANDA BOLEH MENJANA RM13,400 SETIAP BLN DGN BERWAKAF DAN MENGAJAK ORG LAIN SAMA2 BERWAKAF</div>
<div dir="ltr">
*Adakah Anda Perlukan Pendapatan Tambahan Tapi...*<br />
✔Anda tiada modal yang besar untuk memulakan bisnes?<br />
✔Anda tiada masa kerana sibuk dengan kerja dan urusan lain?<br />
✔Anda tiada pengalaman dan kemahiran serta tidak pandai menjual?<br />
✔Anda tidak pandai bercakap dan malu nak berjumpa orang?<br />
Jika jawapan anda 'YA' untuk kebanyakan soalan di atas, maka BERSYUKURLAH kerana program ini memang direka untuk ANDA!</div>
<div dir="ltr">
*Dalam Program Ini, Setiap Ahli Hanya Perlu Selesaikan 2 Langkah Mudah...*</div>
<div dir="ltr">
1⃣ *Daftar Menjadi Ahli WakafSedekah*<br />
Untuk menjadi ahli, anda perlu mendaftar dan membuat pembayaran sebanyak RM60 seumur hidup. RM10 daripadanya akan disalurkan ke tabung wakaf.<br />
-<br />
2⃣ *Ajak 2 Orang Menjadi Ahli*<br />
Setiap ahli perlu mempromosikan program ini dan mengajak orang lain untuk sama-sama berwakaf dan menjana pendapatan. Minimum 2 orang sahaja.<br />
-<br />
*Bagaimana Anda Menjana Pendapatan Dengan Program Ini?*<br />
<br />
Sebagai ahli VIP Wakaf Sedekah, anda akan memiliki website sendiri untuk membantu anda mempromosi secara online.<br />
-<br />
Jika anda lebih selesa mempromosi secara offline, anda boleh login ke Member Area dan download pamplet di situ.<br />
-<br />
Setelah anda berjaya mengajak 2 orang ahli baru menyertai program ini, sistem kami akan menyusun ahli di Level 1 anda sehingga cukup 10 orang kesemuanya.<br />
-<br />
Kemudian sistem akan memenuhkan Level 2 anda pula dengan 100 orang ahli dan seterusnya Level 3 anda dengan 1,000 orang ahli. Anda tak perlu ajak ramai-ramai sehingga 1,000 orang, tapi minimum 2 orang sahaja.<br />
-<br />
Jumlah maksimum ahli yang anda akan miliki adalah 1,110 orang dan anda akan menerima komisen RM10 dari setiap seorang apabila mereka menyertai program ini.<br />
<br />
*Lihat Jadual Di Bawah Untuk Potensi Komisen Anda*<br />
<br />
*BONUS ( sekali sahaja)*<br />
LEVEL1⃣ RM100<br />
LEVEL2⃣ RM1,000<br />
LEVEL3⃣ RM10,000<br />
Jumlah keseluruhan = RM11,100<br />
-<br />
*BONUS Income Pasif PERCUMA! (PASIF)*<br />
*Bukan Itu Sahaja, Kami Juga Sediakan Satu BONUS Yang Akan Membantu Anda MENJANA PENDAPATAN Tetap RM13,400 KONSISTEN Setiap Bulan Secara PASIF Tanpa Perlu Bekerja Dan Menjual Apa-Apa!*<br />
<br />
*BONUS : Bisnes Income Pasif PERCUMA!*<br />
<br />
Bagi memastikan anda tetap memiliki pendapatan 5 angka setiap bulan, maka kami akan serap anda dalam satu program yang mampu memberikan pendapatan pasif iaitu program Tone Excel.<br />
-<br />
Berita baik untuk anda kerana anda tak perlu bayar apa-apa untuk sertai Tone Excel kerana anda akan menerima simkad dan didaftarkan secara PERCUMA apabila anda memiliki 5 orang ahli Level 1 dalam program Wakaf Sedekah ini.<br />
-<br />
Anda juga tak perlu nak ajak orang lain untuk sertai Tone Excel di bawah anda kerana setiap ahli Wakaf Sedekah di bawah anda akan menjadi ahli Tone Excel di bawah anda secara automatik.<br />
-<br />
Apabila mereka memiliki 5 orang ahli Level 1, mereka akan menerima simkad dan kami akan daftarkan simkad mereka di bawah anda.<br />
-<br />
Di samping itu, anda juga tak perlu topup simkad tersebut kerana kami akan topup untuk anda sebanyak RM20 setiap bulan dari komisen Wakaf Sedekah anda.<br />
-<br />
Dan apabila komisen Tone Excel anda telah melebihi RM100, kita akan aktifkan servis auto topup sebanyak RM100 setiap bulan menggunakan komisen tersebut.<br />
-<br />
Ini bermakna anda boleh menggunakan simkad tersebut secara PERCUMA tanpa perlu keluar duit setiap bulan, bahkan akan dapat duit pula setiap 21 hari bulan dari Tone Excel!<br />
<br />
*Berapa Pendapatan Yang Anda Akan Perolehi Dari Simkad Tone Excel Tersebut?*<br />
Sistem Wakaf Sedekah akan menyusun 10 ahli di Level 1, 100 ahli di Level 2 dan 1000 ahli di Level 3 anda.<br />
Setelah mereka memiliki simkad, kami topupkan simkad anda dan simkad mereka sebanyak RM20 setiap bulan.<br />
Maka komisen anda adalah seperti di bawah :<br />
<br />
*Sistem Wakaf Sedekah akan menyusun*<br />
10 ahli di Level 1<br />
100 ahli di Level 2<br />
1000 ahli di Level 3<br />
<br />
Setelah mereka memiliki simkad, kami topupkan simkad anda dan simkad mereka sebanyak RM20 setiap bulan.<br />
<br />
*Maka komisen anda adalah seperti di bawah :*<br />
LEVEL1⃣ 10 Ahli - RM20 x 10 org x 6% = RM12<br />
LEVEL2⃣ 100 Ahli - RM20 x 100 org x 3% = RM60<br />
LEVEL3⃣ 1000 Ahli - RM20 x 1000 org x 11% = RM2200<br />
*Jumlah komisen = RM2,272 setiap bulan!*<br />
<br />
Sehingga satu tahap, kesemua mereka akan topup RM100 secara automatik setiap bulan menggunakan komisen Tone Excel mereka. <br />
<br />
*Pada ketika itu, komisen anda akan meningkat seperti di bawah :*<br />
LEVEL1⃣ 10 Ahli - RM100 x 10 org x 10% = RM100<br />
LEVEL2⃣ 100 Ahli - RM100 x 100 org x 3% = RM300<br />
LEVEL3⃣ 1000 Ahli - RM100 x 1000 org x 13% = RM13000<br />
*Jumlah komisen = RM13,400 setiap bulan!*<br />
-<br />
Untuk Detail wasap ke 01743053105<br />
Atau<br />
Klik Utk REGISTER<br />
http://www.wakafsedekah.com/3324 <a href="http://wakafsedekah.com/3324" target="_blank">http://wakafsedekah.com/3324</a><br />
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz7K6Wz2o9KApuufSCwzbg5rGib7OUC9c9GW2S_Nogq1DPPgVAfkSO8T9cbpThIqkyJ2nK6rplmWcMc-5yM8hFNVvsZMnc23qsQtniUOBP16KyOAfQo1wTCAXV-ZX1Zd5wE5aAslj4dTI/s1600/Screenshot_2017-11-11-16-30-17.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz7K6Wz2o9KApuufSCwzbg5rGib7OUC9c9GW2S_Nogq1DPPgVAfkSO8T9cbpThIqkyJ2nK6rplmWcMc-5yM8hFNVvsZMnc23qsQtniUOBP16KyOAfQo1wTCAXV-ZX1Zd5wE5aAslj4dTI/s640/Screenshot_2017-11-11-16-30-17.png" /> </a> </div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-56402330733163190612017-11-12T20:13:00.002+08:002017-11-14T13:22:00.856+08:00Wakafsedekah.com/3324<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
BAGAIMANA ANDA BOLEH MENJANA RM13,400 SETIAP BLN DGN BERWAKAF DAN MENGAJAK ORG LAIN SAMA2 BERWAKAF<br />
<br />
*Adakah Anda Perlukan Pendapatan Tambahan Tapi...*<br />
✔Anda tiada modal yang besar untuk memulakan bisnes?<br />
✔Anda tiada masa kerana sibuk dengan kerja dan urusan lain?<br />
✔Anda tiada pengalaman dan kemahiran serta tidak pandai menjual?<br />
✔Anda tidak pandai bercakap dan malu nak berjumpa orang?<br />
Jika jawapan anda 'YA' untuk kebanyakan soalan di atas, maka BERSYUKURLAH kerana program ini memang direka untuk ANDA!<br />
<br />
*Dalam Program Ini, Setiap Ahli Hanya Perlu Selesaikan 2 Langkah Mudah...*<br />
<br />
1⃣ *Daftar Menjadi Ahli WakafSedekah*<br />
Untuk menjadi ahli, anda perlu mendaftar dan membuat pembayaran sebanyak RM60 seumur hidup. RM10 daripadanya akan disalurkan ke tabung wakaf.<br />
-<br />
2⃣ *Ajak 2 Orang Menjadi Ahli*<br />
Setiap ahli perlu mempromosikan program ini dan mengajak orang lain untuk sama-sama berwakaf dan menjana pendapatan. Minimum 2 orang sahaja.<br />
-<br />
*Bagaimana Anda Menjana Pendapatan Dengan Program Ini?*<br />
👇👇👇<br />
🚀Sebagai ahli VIP Wakaf Sedekah, anda akan memiliki website sendiri untuk membantu anda mempromosi secara online.<br />
-<br />
🚀Jika anda lebih selesa mempromosi secara offline, anda boleh login ke Member Area dan download pamplet di situ.<br />
-<br />
🚀Setelah anda berjaya mengajak 2 orang ahli baru menyertai program ini, sistem kami akan menyusun ahli di Level 1 anda sehingga cukup 10 orang kesemuanya.<br />
-<br />
🚀Kemudian sistem akan memenuhkan Level 2 anda pula dengan 100 orang ahli dan seterusnya Level 3 anda dengan 1,000 orang ahli. Anda tak perlu ajak ramai-ramai sehingga 1,000 orang, tapi minimum 2 orang sahaja.<br />
-<br />
🚀Jumlah maksimum ahli yang anda akan miliki adalah 1,110 orang dan anda akan menerima komisen RM10 dari setiap seorang apabila mereka menyertai program ini.<br />
👇👇👇<br />
*Lihat Jadual Di Bawah Untuk Potensi Komisen Anda*<br />
👇👇👇<br />
*BONUS ( sekali sahaja)*<br />
LEVEL1⃣ RM100<br />
LEVEL2⃣ RM1,000<br />
LEVEL3⃣ RM10,000<br />
Jumlah keseluruhan = RM11,100<br />
-<br />
*BONUS Income Pasif PERCUMA! (PASIF)*<br />
*Bukan Itu Sahaja, Kami Juga Sediakan Satu BONUS Yang Akan Membantu Anda MENJANA PENDAPATAN Tetap RM13,400 KONSISTEN Setiap Bulan Secara PASIF Tanpa Perlu Bekerja Dan Menjual Apa-Apa!*<br />
👇👇👇<br />
*BONUS : Bisnes Income Pasif PERCUMA!*<br />
👇👇👇<br />
🚀Bagi memastikan anda tetap memiliki pendapatan 5 angka setiap bulan, maka kami akan serap anda dalam satu program yang mampu memberikan pendapatan pasif iaitu program Tone Excel.<br />
-<br />
🚀Berita baik untuk anda kerana anda tak perlu bayar apa-apa untuk sertai Tone Excel kerana anda akan menerima simkad dan didaftarkan secara PERCUMA apabila anda memiliki 5 orang ahli Level 1 dalam program Wakaf Sedekah ini.<br />
-<br />
🚀Anda juga tak perlu nak ajak orang lain untuk sertai Tone Excel di bawah anda kerana setiap ahli Wakaf Sedekah di bawah anda akan menjadi ahli Tone Excel di bawah anda secara automatik.<br />
-<br />
🚀Apabila mereka memiliki 5 orang ahli Level 1, mereka akan menerima simkad dan kami akan daftarkan simkad mereka di bawah anda.<br />
-<br />
🚀Di samping itu, anda juga tak perlu topup simkad tersebut kerana kami akan topup untuk anda sebanyak RM20 setiap bulan dari komisen Wakaf Sedekah anda.<br />
-<br />
🚀Dan apabila komisen Tone Excel anda telah melebihi RM100, kita akan aktifkan servis auto topup sebanyak RM100 setiap bulan menggunakan komisen tersebut.<br />
-<br />
🚀Ini bermakna anda boleh menggunakan simkad tersebut secara PERCUMA tanpa perlu keluar duit setiap bulan, bahkan akan dapat duit pula setiap 21 hari bulan dari Tone Excel!<br />
👇👇👇<br />
*Berapa Pendapatan Yang Anda Akan Perolehi Dari Simkad Tone Excel Tersebut?*<br />
🚀Sistem Wakaf Sedekah akan menyusun 10 ahli di Level 1, 100 ahli di Level 2 dan 1000 ahli di Level 3 anda.<br />
🚀Setelah mereka memiliki simkad, kami topupkan simkad anda dan simkad mereka sebanyak RM20 setiap bulan.<br />
🚀Maka komisen anda adalah seperti di bawah :<br />
👇👇👇<br />
*Sistem Wakaf Sedekah akan menyusun*<br />
10 ahli di Level 1<br />
100 ahli di Level 2<br />
1000 ahli di Level 3<br />
👇👇👇<br />
Setelah mereka memiliki simkad, kami topupkan simkad anda dan simkad mereka sebanyak RM20 setiap bulan.<br />
👇👇👇<br />
*Maka komisen anda adalah seperti di bawah :*<br />
LEVEL1⃣ 10 Ahli - RM20 x 10 org x 6% = RM12<br />
LEVEL2⃣ 100 Ahli - RM20 x 100 org x 3% = RM60<br />
LEVEL3⃣ 1000 Ahli - RM20 x 1000 org x 11% = RM2200<br />
*Jumlah komisen = RM2,272 setiap bulan!*<br />
👇👇👇<br />
Sehingga satu tahap, kesemua mereka akan topup RM100 secara automatik setiap bulan menggunakan komisen Tone Excel mereka.<br />
👇👇👇<br />
*Pada ketika itu, komisen anda akan meningkat seperti di bawah :*<br />
LEVEL1⃣ 10 Ahli - RM100 x 10 org x 10% = RM100<br />
LEVEL2⃣ 100 Ahli - RM100 x 100 org x 3% = RM300<br />
LEVEL3⃣ 1000 Ahli - RM100 x 1000 org x 13% = RM13000<br />
*Jumlah komisen = RM13,400 setiap bulan!*<br />
<br />
Klik Utk REGISTER<br />
<br />
http://wakafsedekah.com/3324<br />
<img border="0" data-original-height="446" data-original-width="360" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSCQNSN1S-C78AMeV2O8YMrxrtV_EncsDLgvENvTKET0mnq_m1WVQrTmCMnyGv7JtW3KAWtgclu7Bs11yfskDHaWq_EI6-jvZkeXDkCF26S10y-REhjEFrSpxjxt60y_nTg3Eqp-EG0uI/s320/IMG_1510399046517.jpg" width="258" /><a href="http://wakafsedekah.com/3324" target="_blank">http://wakafsedekah.com/3324</a></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-47755362976694148392015-11-02T21:40:00.001+08:002015-11-02T21:40:14.547+08:00TIPS MENJAGA BUAH PINGGANG TIPS MENJAGA BUAH PINGGANG
** Minuman yang diambil hendaklah melebihi dua liter sehari terutama orang yang bekerja kuat serta berpeluh dan cuba elakkan dari memakan kacang tanah, kacang putih dan segala kacang bergaram ,buah-buahan jeruk kering seperti asam boi dan buah kana.
** Memakan mi segera seperti mi maggi dan makanan rapu seperti twisties, chikadess, serta mi kuning dan roti canai memudahkan penyakit buah pinggang menyerang (Gantikan mi kuning dengan spageti dan roti canai dengan capati dan tosei)
** Minuman seperti nescafe, air sunquick, oren squash dan segala minuman berperisa juga perlu dielakkan kerana kandungan utama minuman ini mempunyai bahan kimia pewarna dan perisa, meminum teh kedai juga wajar dielakkan kerana teh kedai adalah teh ‘recycle’ yang semata-mata dibuat dari bahan kimia pewarna dan perisa.
** Pengambilan Coklat perlu dielakan dan meminimunkan pengambilan air milo dan gantikannya dengan horlick , dilarang sama sekali pengambilan minuman bergas kerana merosakkan buah pinggang.
** Kurangkan pengambilan ayam daging kerana mengandungi beta agonist dan pelbagai hormon penggemuk. Ayam ini dibesarkan diladang selama 31 hari sahaja akibat diberikan ubat-ubatan. Cuba gantikan dengan ayam kampung atau ayam dijual dipasar yang kulitnya berwarna kuning. Ayam ini tidak mengandungi ubat-ubatan terlarang.
Mencegah adalah lebih baik dari merawat..
By: Pengamal Amalan Kesihatan No.1#Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-70897481023615642872015-10-28T23:37:00.001+08:002015-10-28T23:46:18.826+08:00ASAL USUL NABI KHIDIR <p dir="ltr">BAGI YANG BELUM MENGETAHUI ASAL USUL NABI ALLAH KHIDIR A.S. </p>
<p dir="ltr">Nama Sebenar Nabi Khidir Ialah Balya Bin Malkan Bin Faligh Bin ‘Abir Bin Syalikh Bin Arfakhsyaz Bin Sam Bin Nabi Nuh. Dan Gelarannya Pula Ialah Abu Al’ Abbas. Beliau Juga Dikenali Dengan Panggilan Khidir Kerana Dua Sebab. Sebab 1 - Rasulullah S.A.W Bersabda: “Ia Dinamakan Khidir Kerana Ketika Ia Duduk Di Atas Rumput Tiba-Tiba Memancar Cahaya Hijau Dari Arah Belakangnya (Hadis Abi Hurairah Yang Diriwayatkan Oleh Bukhari). Sebab Ke2 - Al-Khattaby Berkata : Dia Dinamakan Khidir Kerana Wajahnya Cantik Dan Berseri-Seri (Rujuk Al-Bidayah Wal Nihayah-Ibnu Katsir 1/327). </p>
<p dir="ltr">Malkan Iaitu Ayahanda Kepada Nabi Khidir Adalah Seorang Raja Yang Amat Berpengaruh Dan Terkenal Dengan Kekejamannya. Ketika Nabi Khidir Masih Kecil, Dia Dihantar Belajar Dengan Seorang Guru Yang Berakhlak Mulia. Di Antara Rumah Guru Dan Istana Malkan, Ada Seorang Ahli Ibadah Yang Mana Nabi Khidir Amat Tertarik Dengannya. Maka Dia Belajar Dan Tinggal Bersama Orang Yang Ahli Ibadah Itu. Gurunya Beranggapan Bahawa Nabi Khidir Berada Di Istana Raja Malkan. Manakala, Raja Malkan Pula Beranggapan Bahawa Nabi Khidir Berada Di Rumah Gurunya. Tetapi Sebenarnya, Nabi Khidir Tinggal Dan Belajar Secara Tidak Rasmi Dengan Orang Yang Ahli Ibadah Itu. </p>
<p dir="ltr">Setelah Nabi Khidir Meningkat Dewasa, Pembesar-Pembesar Istana Mencadangkan Supaya Dia Segera Dikahwinkan Untuk Mendapatkan Keturunan Atau Generasi Penerus Kerajaan Raja Malkan. Kemudian Raja Malkan Menawarkan Dan Menyuruh Nabi Khidir Mendirikan Rumahtangga. Bagaimanapun Nabi Khidir Enggan Menerima Tawaran Tersebut. </p>
<p dir="ltr">Setelah Berulangkali Disuruh Oleh Ayahandanya, Akhirnya Nabi Khidir Bersetuju Dan Berkahwin Dengan Seorang Puteri Raja. Setelah Agak Lama Menjadi Pasangan Suami Isteri, Maka Nabi Khidir Memberitahu Isterinya :”Aku Beritahu Kepadamu Tentang Suatu Rahsia Ku, Jika Kamu Rahsiakan, Kamu Akan Selamat Di Dunia Dan Di Akhirat Tetapi Jika Kamu Bocorkan Rahsia Ku Ini, Kamu Akan Disiksa Di Dunia Dan Di Akhirat.” Isterinya Bertanya ”Apakah Rahsia Itu ?” Nabi Khidir Menjawab : “Sesungguhnya Aku Ini Seorang Lelaki Yang Beragama Islam. Bukan Seperti Ayahku Dan Aku Tidak Memerlukan Perempuan Dalam Hidupku. Oleh Itu, Jika Kamu Bersetuju Hidup Bersamaku Dan Mengikut AgamaKu. Maka, Kita Boleh Terus Hidup Bersama. Dan Sekiranya, Kamu Tidak Setuju Dengan Ku, Maka Aku Membenarkan Kamu Pulang Ke Rumah KeluargaMu.” Isteri Nabi Khaidir Membalas ”Aku Akan Terus Setia Bersama Mu.” </p>
<p dir="ltr">Setelah Lama Berumahtangga Dan Tidak Mempunyai Anak Maka Pembesar Negara Dan Orang Ramai Bertanya Kepada Raja Malkan. ”Bahawasanya Anak Kamu Itu Sebenarnya Mandul Dan Tidak Dapat Memperolehi Anak.” Lantas Raja Malkan Bertanya Kepada Nabi Khidir : ”Telah Lama Kamu Berkahwin Tetapi Sehingga Hari Ini Kamu Masih Belum Mempunyai Anak.” Balas Nabi Khidir : ”Hal Ini Bukan Di Bawah KekekuasaanKu Tetapi Di Bawah Kekuasaan TuhanKu Allah SWT. Dia Mengurniakan Anak Kepada Sesiapa Yang DikehendakiNya.” Soalan Yang Sama Ditanya Oleh Raja Malkan Kepada Isteri Nabi Khidir. Jawapan Yang Diperolehi Daripada Isteri Nabi Khidir Adalah Sama Sebagaimana Yang Diperolehi Daripada Nabi Khidir.</p>
<p dir="ltr"> Setelah Sekian Lama Telah Berkahwin Tetapi Masih Belum Dikurniakan Anak, Raja Malkan Menyuruh Nabi Khidir Menceraikan Isterinya. Nabi Khidir Enggan Berbuat Demikian Pada Mulanya Tetapi Raja Malkan Terus Memaksa Nabi Khidir Dan Akhirnya Raja Malkan Memisahkan Antara Nabi Khidir Dan Isterinya. Kemudian Secara Paksa, Raja Malkan Mengahwinkan Nabi Khidir Dengan Seorang Janda Muda Yang Telah Mempunyai Anak Dengan Harapan Mudah-Mudahan Perkahwinan Ini Nanti Akan Membuahkan Hasil, Iaitu Mempunyai Anak Untuk Meneruskan Keturunan Dan Kerajaan Raja Malkan.</p>
<p dir="ltr"> Malangnya Keadaan Yang Sama Berlaku. Setelah Lama Berkahwin, Mereka Masih Belum Dikurniakan Anak. Apabila Nabi Khidir Ditanya Tentang Hal Ini, Jawapannya Sama Seperti Dahulu. Kemudian Raja Malkan Bertanya Kepada Isteri Kedua Nabi Khidir : ”Kamu Ini Adalah Janda Muda Yang Sudah Mempunyai Anak Sebelum Kahwin Dengan AnakKu, Kenapa Pula Kamu Tidak Memperolehi Anak Setelah Berkahwin Dengannya ?” Isteri Kedua Nabi Khidir Pun Menjawab : ”Semenjak Kami Kahwin Sehingga Sekarang, Saya Tidak Pernah Disentuh Sama Sekali Oleh Beliau.” Kemudian Isteri Pertama Nabi Khaidir Dipanggil Dan Ditanya, Jawabannya Sama Belaka. Nabi Khaidir Dipanggil Oleh Raja Malkan Dan Dimarahi Dengan Bahasa Yang Kesat Serta Kasar. Sehingga Hati Nabi Khidir Terasa. </p>
<p dir="ltr">Justeru Itu, Nabi Khidir Berasa Tidak Bahagia, Tidak Selesa Dan Tidak Tenteram Untuk Tinggal Di Istana Raja Malkan. Akhirnya Nabi Khidir Meninggalkan Istana Raja Malkan Dan Pergi Merantau. Raja Malkan, Ayahanda Kepada Nabi Khidir Amat Sedih Dan Menyesal Dengan Kejadian Itu. Justeru Raja Malkan Mengerahkan 100 Orang Mencari Nabi Khidir Ditempat Yang Berlainan, Sebelah Utara, Selatan, Timur Dan Barat. Mereka Berpecah Mengikut Kumpulan. Akhirnya, Sekumpulan Sepuluh Orang Berjaya Menemui Nabi Khidir Di Sebuah Pulau Yang Kecil Dan Terpencil.</p>
<p dir="ltr">Nabi Khidir Berkata Kepada Kumpulan 10 Orang Ini. ”Aku Akan Katakan Sesuatu Yang Bila Kamu Rahsiakan, Kamu Akan Selamat Di Dunia Dan Akhirat. Tetapi Jika Kamu Bocorkan Rahsia Ini, Kamu Akan Disiksa Di Dunia Dan Diakhirat.” Mereka Kumpulan 10 Bertanya ”Apakah Rahsia Itu ?’ Namun Nabi Khidir Bertanya Lagi Kepada Mereka ”Adakah Orang Lain Yang Mencari Aku Selain Daripada Kamu Sekelian Yang Bersepuluh.” ”Ya, Ada” Balas Mereka. Nabi Khaidir Terus Berkata ”Jika Kamu Merahsiakan Pertemuan Kita Ini Daripada AyahandaKu Tentang Pertemuan Kita Di Pulau Kecil Ini. Sebabnya, Jika Kamu Beritahu Ayahanda Ku Tentang Pertemuan Kita Ini, Nanti Aku Akan Dibunuh Dan Kamu Juga Akhirnya Akan Dibunuh Selepas Itu,” </p>
<p dir="ltr">Namun Setelah Kumpulan Sepuluh Pekerja Istana Ini Pulang Ke Istana Malkan Dan Bertemu Raja Malkan, Sembilan Daripada Mereka Jujur Kepada Raja Malkan Dengan Memberitahu Bahawa Mereka Telah Bertemu Nabi Khidir. Manakala, Hanya Seorang Yang Merahsiakan Pertemuan Tersebut Daripada Raja Malkan.</p>
<p dir="ltr"> Sembilan Yang Mengaku Bertemu Nabi Khidir Dikerah Untuk Mencari Dan Membawa Pulang Nabi Khidir Ke Istana. Malangnya, Nabi Khidir Tiada Di Pulau Kecil Tersebut Kerana Beliau Telah Merantau Ke Tempat Yang Lain. Semua Sembilan Orang Pekerja Istana Ini Pulang Dengan Tangan Kosong Dan Mati Dihukum Pancung Oleh Raja Malkan. Yang Seorang Lagi Selamat Kerana Beliau Menjaga Rahsia Dan Telah Melarikan Diri Dari Istana Raja Malkan. Isteri Kedua Nabi Khidir Si Janda Muda Itu Juga Turut Di Hukum Bunuh Kerana Menjadi Pencetus Kepada Kekacauan Yang Berlaku Dalam Istana Raja Malkan. </p>
<p dir="ltr">Kerana Takut Dibunuh Oleh Raja Malkan, Bekas Isteri Pertama Nabi Khidir, Si Puteri Raja Lari Menginggalkan Istana Raja Malkan Bersama-sama Pekerja Istana Yang Menjaga Rahsia. Akhirnya Mereka Berdua Bertemu Di Perantauan Dan Mereka Berjanji Untuk Menutup Rahsia Masing-Masing. </p>
<p dir="ltr">Mereka Akhirnya Bertemu Jodoh Dan Berkahwin. Mereka Merantau Ke Mesir Dan Berkerja Dengan Raja Fir’aun Di Sana. Si Isteri Bekerja Sebagai Pengasuh Anak Perempuan Fir’aun. Dalam Sejarah Dia Dikenali Dengan Nama MASHITAH (Tukang Sikat Rambut). Sementara, Suaminya Pula Bekerja Sebagai Tukang Kayu, Namanya Ialah HIZQIL (Pembuat Kotak Yang Menghanyutkan Nabi Musa AS Ketika Bayi Di Dalam Sungai Nil). </p>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-18295611046211620572015-05-25T21:21:00.001+08:002017-11-30T22:20:33.607+08:00SULALATUS SALATIN - 106<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr">
Sultan Mahmud Membuang Kerajaan</div>
<div dir="ltr">
Sebermula anak Bendahara Seri Maharaja, Tun Fatimah, diperisteri oleh Sultan Mahmud Syah itu, terlalulah kasih baginda akan dia; seperti kata bait: <br />
"Juna takrim dardui jamal mahbubista qad saqafi hiyabnur amru nista," Yakni, apabila kutilik keelokan muka kekasihku, sesungguhnya tertariklah dalam hatiku kasih, sebab menilik cahaya mata kekasih itu,</div>
<div dir="ltr">
Dan Tun Fatimah jadi raja perempuan dalam negeri Melaka;<br />
adapun akan Tun Fatimah, terlalu sangat percintaannya akan ayahnya, Bendahara Seri Maharaja; selama ia duduk dengan Sultan Mahmud Syah itu, jangankan ia tertawa, tersenyum pun ia tiada pernah. Maka Sultan Mahmud Syah pun turut masyghul, seperti kata bait:<br />
"Syarat mahbubista kah hujad dunista dusta dada daunina dusta;"<br />
yakni: syarat orang yang kasih itu, bahawa barang yang dikasihi oleh kekasihnya itu ia pun kasih hendaknya; demikian lagi barang yang dikebencinya pun. </div>
<div dir="ltr">
Maka Sultan Mahmud terlalu sangat menyesal diri baginda, oleh membunuh Bendahara Seri Maharaja itu. Hatta maka Sultan Mahmud pun membuangkan kerajaan baginda. Raja Ahmadlah dirajakan baginda, bergelar Sultan Ahmad Syah. Segala pegawai dan alat kerajaan sekaliannya diserahkan baginda kepada Sultan Ahmad Syah. Maka Sultan Mahmud Syah pun diam ke hulu Melaka, pada suatu tempat bernama Kayu Ara; hanya Sang Sura seorang juga teman baginda. </div>
<div dir="ltr">
Adapun diceriterakan orang, apabila Sultan Mahmud Syah pergi bermain ke Tanjung Keling, atau kepada barang tempat, baginda berkuda; maka Sang Sura juga mengiringkan baginda. Bawaan Sang Sura, pertama uncang tempat sirih santap, kedua bungkusan, ketiga kalarndan; apabila didengar oleh Sultan Ahmad Syah ayahanda baginda berjalan itu, maka disuruh iringkan oleh Sultan Ahmad Syah pada segala Orang Besar-besar.</div>
<div dir="ltr">
Setelah Sultan Mahmud Syah melihat orang banyak datang mendapatkan baginda itu, maka Sultan Mahmud pun memacu kudanya lari, tiada mau diiringkan oleh segala Orang Kaya-kaya itu. Maka Sang Sura pun turut berlari, tiada bercerai dengan kuda raja; seraya ia berlari-lari itu, kakinya mengipas tapak kuda raja, supaya jangan dilihat orang, tangannya mengapur sirih santap, demikianlah perihal Sultan Mahmud Syah rneninggalkan kerajaan. </div>
<div dir="ltr">
Adapun Sultan Ahmad Syah tiada kasih akan Orang Besar-besar.<br />
yang dikasihi baginda, <br />
pertama Tun Ali Hati seorang namanya, Tun Mai Ulat Bulu seorang, Tun Muhammad Rahang seorang, Tun Muhammad Unta seorang, Tun Ali Berudu seorang, Tun Ali Kenyal seorang, dan segala orang muda-muda dua tiga empat belas orang, dan segala hamba raja dua tiga puluh, itulah ternan baginda bermain, bergurau.</div>
<div dir="ltr">
Adapun akan Tun Mai Ulat Bulu itu anak Tun Zainal Abidin, akan Tun Zainal Abidin anak Bendahara Paduka Raja, diam di Lubuk Cina, dipanggil orang Datuk Lubuk Cina. Maka Datuk Zainal Abidin beranak lima orang, tiga orang lelaki; yang tuanya Tun Sallehu'd-Din namanya, yang Tengah Tun Hassanu'd-Din namanya, dan yang bongsu Tun Mahaiyi'd-Din namanya, itulah disebut orang Tun Mai Ulat Bulu, bergelar Seri Udani; yang perempuan itu, diperisteri oleh Bendahara Seri Maharaja. Akan Tun Sallehu'd-Din beranakkan Tun Tahiru'd-Din, akan Tun Tahiru'd-Din beranakkan Tun Janu'd-Din dan Orang Kaya Siogoh; akan Tun Janu'd-Din beranakkan Tun Sulaiman, bapa Seri Bijaya Raja Tun Hussain, dan beranakkan bapa Tun Nanam; </div>
<div dir="ltr">
akan Seri Bijaya Raja Tun Hussain beranakkan Tun Bambang; akan Tun Bambang bergelar paduka Seri Raja Muda, beranakkan Tun Kulub dan Tun Dagang; maka Tun Dagang duduk dengan Tun Hitam; anak Seri Amar Bangsa, Datuk Bongsu. </div>
<div dir="ltr">
Akan Seri Udani itulah yang sangat dikasihi Sultan Ahmad, dijadikan baginda Temenggung. Adapun akan Tun Fatimah, disebut orang raja perempuan besar, tetapi apabila ia hamil dengan Sultan Mahmud Syah dibuangnya. Maka titah Sultan Mahmud Syah kepada Tun Fatimah, "Mengapatah maka tuan hamil dibuangkan? Tiada sukakah tuan beranak dengan beta?" Maka sahut Tun Fatimah, "Apatah kerja raja beranak dengan beta lagi, kerana anak raja yang kerajaan telah ada." Maka titah Sultah Mahmud, "Jikalau tuan hamil sekali lagi, jangan dibuangkan; jikalau ia lelaki ialah kita rajakan." </div>
<div dir="ltr">
Setelah itu maka Tun Fatimah pun hamil pula, tiadalah dibuangkannya lagi. Setelah genap bulannya, maka Tun Fatimah pun beranak perempuan, terlalu baik parasnya; serta jadi, disambut oleh Sultan Mahmud Syah, lalu dicium baginda; maka dinamai baginda Raja Putih. Terlalu sangat kasih baginda, tiada dapat terkatakan lagi kasih Sultan Mahmud Syah akan anakanda baginda itu.</div>
<div dir="ltr">
Hatta maka Tun Fatimah hamil pula; setelah genap bulannya, maka Tun Fatimah pun beranak perempuan juga; maka dinamai oleh Sultan Mahmud, Raja Khadijah. Akan Sultan Ahmad Syah, sentiasa baginda mengaji tasauf pada Makhdum Sadar Jahan. Wa'llahu a'lamu bi'l-sawab, wa ilaihi 'l-marji'u wa'l-ma'ab.<a href="http://wakafsedekah.com/3324" target="_blank">http://wakafsedekah.com/3324</a></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-7400873998512038852015-05-25T21:20:00.001+08:002017-11-30T22:22:15.204+08:00SULALATUS SALATIN - 105<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://wakafsedekah.com/3324" target="_blank">http://wakafsedekah.com/3324</a><div dir="ltr">
Zuriat Bendahara Lubuk Batu</div>
<div dir="ltr">
Seorang lagi anak bendahara Lubuk Batu, Tun Khoja Ahmad namanya, bergelar Tun Pikrama; ialah beranakkan Tun Isap Berakah, yang bergelar Paduka Tuan; ialah beranakkan Tun Biajid; maka Tun Biajid bergelar Seri Maharaja, menjadi Bendahara, itulah yang disebut orang Datuk Bendahara Johor; beristerikan Tun Munah, beranak empat orang perempuan, seorang Tun Hindap namanya; seorang Tun Cateria namanya; seorang Tun Sambu namanya, seorang Tun Emas Jiwa namanya, berlakikan Temenggung Tun Ibrahlm, yang disebut orang Datuk Botan.</div>
<div dir="ltr">
Adapun akan Tun Hindap, duduk dengan Datuk Bendahara yang tua, beranak dua orang, seorang bernama Tun Jahit; seorang bernama Tun Kecik, dan Tun Kecik berlakikan Raja Mahmud, beranakkan Raja Sulung. Akan Tun Cateria, berlakikan Tun Merkah, bergelar Seri Akar Raja, beranakkan Tun Sadah, yang disebut orang Datuk Dalam. Adapun akan Tun Emas Ayu, berlakikan Raja Muhammad, raja Perak, yang disebut orang Raja Dibang, beranakkan Raja Fatimah; maka Raja Fatimah berlakikan Raja Mansur, beranakkan Raja Munah.</div>
<div dir="ltr">
Seorang lagi anak Bendahara Lubuk Batu, Tun Pauh namanya, diam di Rantau Ceka. Akan Tun Pauh itu beranakkan Tun Jamal; akan Tun Jamal itu banyak beranak: yang tua sekali Tun Utusan namanya, seorang lagi Tun Bahau namanya, seorang lagi Tun Menawar namanya, seorang lagi Tun Sulaiman namanya; seorang lagi perempuan, Tun Siti namanya, berlakikan Tun Tiram, anak Sang Setia, beranak seorang perempuan Tun Jambul namanya, berlakikan Maharaja Indera Aceh, beranakkan Maharaja Anakanda Tun Laut, dan Paduka Seri Rama, dan Megat Seri Rama. </div>
<div dir="ltr">
Seorang lagi anak Tun Jambul perempuan, duduk dengan Tun Biajid Hitam, beranak seorang lelaki bernama Tun Mat Ali. Adapun Tun Bahau beranak empat orang lelaki, Tun Biajid seorang namanya, Tun Ibrahlm seorang namanya, Tun Bintan seorang namanya, Tun Abu seorang namanya, bergelar Seri Bijaya Pikrama. Akan Tun Menawar beranak empat orang, Tun Bunga seorang namanya, Tun Hussain seorang namanya, bergelar Paduka Seri Maharaja Muda; Tun Hassan seorang namanya, dan perempuan seorang, du'duk dengan Tun Bintan, beranakkan Tun Sulaiman, bergelar Seri Akar Diraja, itu pun banyak anaknya; Tun Mat Ali seorang namanya, bergelar Paduka Seri Indera; seorang Tun Bah namanya; seorang lagi Tun Anjang namanya; seorang Tun Kucang namanya. </div>
<div dir="ltr">
Akan Paduka Seri Indera Tun Mat beranakkan Tun Mariam; Tun Mariam duduk dengan Paduka Megat Tun Sulung, beranakkan Tun Jambul dan Tun Kecik. Akan Tun Jambul duduk dengan Seri Semara Tun Hitam, beranakkan Tun Jamal dan Tun Mahmud, bergelar Paduka Seri Indera. Adapun akan Tun Kecik duduk dengan Tun Pelawah, beranakkan Tun Jemaat, dan Tun Tipah dan Tun Abdul.</div>
<div dir="ltr">
Seorang lagi anak Bendahara Lubuk Batu perempuan, duduk dengan Tun Perpatih Kassim, beranakkan Tun Puteri, berlakikan Tun Imanu'd-Din, beranakkan Tun Tahir, bergelar Seri Pikrama Raja; ialah beranakkan Tun Utusan, bergelar Seri Akar Raja. Maka Seri Akar Raja beranakkan Paduka Megat Tun Sulung; seorang lagi anak Seri Akar Raja,' Tun Munah dan Tun Kamisa, keduanya diperisteri oleh Seri Nara 263 Wangsa Tun Ramat. Akan Tun Anjang beranakkan Tun Abdul, beristerikan Tun Perak, saudara paduka Seri Dewa Tun Timur, anak Seri Akar Raja, Tun Kassim. Maka Tun Abdul beranakkan Tun Jalil. Banyak lagi anak Bendahara Lubuk Batu, tiadalah kami sebut</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-18025475391697020422015-05-25T21:17:00.001+08:002015-06-28T00:35:22.317+08:00SULALATUS SALATIN - 104<p dir="ltr">Tun Biajid Sasar </p>
<p dir="ltr">Maka ada seorang anak Bendahara Lubuk Batu, Tun Biajid namanya, sasaran bahasa kelakuannya; jika ia berjalan di pekan, barang harta orang dilihatnya, yang berkenan pada hatinya, diambilnya. Maka diberi orang tahu pada Bendahara Lubuk Batu, akan perihal itu. Maka oleh Bendahara, jika Tun Biajid berjalan, disuruhnya ikut pada seorang hambanya yang mengiringi membawa emas.</p>
<p dir="ltr"> Maka barang' di mana Tun Biajid singgah, setelah ia pergi, datanglah orang yang mengikut itu kepada tempat Tun Biajid singgah itu; ditanyanya, "Apa-apa encik diambil tadi?" Maka kata yang empunya kedai itu, "Anu, yang diambil oleh Encik Biajid." Maka kata orang yang mengikut itu, "Berapa harganya"? Kata yang empunya itu "Se anu harganya." Maka dibayarnya emas seperti kata yang empunya itu. Ada seekor gajah pemberian Bendahara Lubuk Batu ke­pada Tun Biajid; akan gajah itu beberapa kali sudah dijual­kannya. </p>
<p dir="ltr">Apabila didengar Bendahara Lubuk Batu gajah itu dijual Tun Biajid, maka disuruh tebus oleh Bendahara, lalu diberikan pada anaknya yang lain. Setelah dilihat oleh Tun Biajid saudaranya, naik gajah itu, maka disuruh turun oleh Tun Biajid, katanya, "Gajah itu gajahku, pemberian bapaku." Maka saudaranya tiada mau berbantah, turunlah ia dari atas gajah itu; maka gajah itu diambil oleh Tun Biajid, dua tiga bulan kepadanya, dijualkannya pula. Didengar Bendahara, disuruh tebus, tiga empat kali demikian itu. </p>
<p dir="ltr">Tiga kali Tun Biajid diikat oleh ayahnya, sekali sebab membunuh orang; sekali melawar di pintu raja; sekali kerana menampar hamba raja. Maka Bendabara terlalu marah, kata Bendahara pada Seri Wak Raja. "Ikat oleh tuan hamba si Biajid, bawa ke dalam persembahkan ke bawah Duli Yang Dipertuan, suruh bunuh ia. Apa gunanya orang bunuhan demikian ini ditaruh? hamba hendak membunuh dia, hamba takut akan Yang Dipertuan." Maka kata Seri Wak Raja pada Tun Biajid, "Sabda Datuk menyuruh mengikat." Maka Tun Biajid pun menyorongkan tangannya, katanya, "Mana kehendak hati bapak."</p>
<p dir="ltr"> Maka oleh Seri Wak Raja diikatnya Tun Biajid dengan cindai, dibawanya masuk ke dalam, mengadap Sultan Mah­mud Syah. Maka seperti kata Bendahara itu semuanya dipersembahkannya pada baginda. Maka titah Sultan Mahmud Syah, "Bagai-bagai pula Bendahara ini, sebab hamba orang jahat, anak diikat, lepaskan!" Maka dilepaskanlah oleh Seri Wak Raja; maka Tun Biajid dianugerahi persalinan oleh baginda, disuruh bawa kembali kepada Bendahara. </p>
<p dir="ltr">Maka oleh Seri Wak Raja segala titah Sultan Mahmud Syah itu semuanya dikatakannya pada Bendahara. Maka kata Bendahara, "Itulah duli Yang Dipertuan, lamun si Biajid juga hamba ikat, disuruh lepaskan, dianugerahi persalinan makin lelerlah ia; kehendak hati hamba, bunuh ia, supaya yang lain serik." Demikianlah ketiga kalinya. Adapun Tun Biajid, apabila di belakang Bendahara, maka ia berkata pada sama muda-muda, "hamba sedang diikat oleh bapa hamba, dipatutnya hamba; tatkala itu hamba berbaju kesumba, diikatnya hamba dengan cindai natar hijau; sekali hamba berbaju putih, diikatnya hamba dengan cindai natar kuning," maka semua orang mendengar kata Tun Biajid itu suka tertawa.</p>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-66495967692749966642015-05-25T21:15:00.001+08:002017-11-30T22:23:49.549+08:00SULALATUS SALATIN - 103<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="http://wakafsedekah.com/3324" target="_blank">http://wakafsedekah.com/3324</a><div dir="ltr">
Bendahara Paduka Tuan [Bendahara Tepok]</div>
<div dir="ltr">
Setelah itu maka Paduka Tuan, anak Bendahara Paduka Raja, dijadikan oleh Sultan Mahmud Syah Bendahara; akan Paduka Tuan itu telah tualah, gigi pun sudah tanggal habis, dan kaki pun telah tepok; duduk di muka pintu, di sana duduk di sana tidur, makan pun di sana, berak pun di sana dan kencing pun di sana. Apabila orang banyak datang mengadap di selasar, dinaikkanlah tabir, dan apabila Paduka Tuan hendak masuk dilabuhkan tabir.</div>
<div dir="ltr">
Setelah Paduka Tuan mendengar ia hendak dijadikan Bendahara, ia menjatuhkan dirinya dari tempat duduknya itu ke bawah, seraya katanya, "Bendahara apatah ini, yang tepok dan lesu demikian ini?" Maka Paduka Tuan bermohon tiada mau jadi Bendahara; digagahi juga oleh Sultan Mahmud Syah dijadikan Bendahara. Apabila ada kerja, maka disuruh tandu masuk ke dalam, setelah datang ke balairung, maka diletakkan pada tempat Bendahara duduk; inilah yang disebut orang Bendahara Lubuk Batu, yang banyak beranak, anaknya semuanya seibu sebapa belaka; dan anak, cucu-cicit, piut, yang didapati oleh Bendahara Lubuk Batu jua, tujuh puluh tujuh banyaknya.</div>
<div dir="ltr">
Maka segala cucu-cicit yang duduk Hampir Bendahara Lubuk Batu, budak-budak belaka; maka kata Bendahara Lubuk Batu pada seorang cucunya, "Awang, Awang, hendakkah sepah?" Maka sahut cucunya, "Mahu, Datuk." Maka kata Bendahara, "Tumbukkan aku sirih," maka ditumbukkan oleh cucunya, diberikannya kepada Bendahara; maka dikunyahkunyah oleh Bendahara Lubuk Batu, diberikannya kepada cucunya. Maka ia memandang pula pada seorang lagi cicitnya, katanya, "Engkau hendakkah sepah?" Maka sahut cicitnya, "Mahu, Datuk," maka kata Bendahara Lubuk Batu, "Tumbukkanlah aku sirih; maka ditumbukkannya sirih, diberikan pada Bendahara, maka dikunyahlah oleh Bendahara, diberikannya pada cicitnya. </div>
<div dir="ltr">
Demikianlah sudah seorang, seorang pula. Adapun apabila Bendahara Lubuk Batu santap nasi pada pinggan lingkar yang besar, lauknya pada satu talam penuh, disantap oleh Bendahara habis sebelah, setelah sudah Bendahara makan, sisa Bendahara itu diberikan pada segala anak cucunya di serambi. Maka segala anak cucu Bendahara itu makanlah, habis lauknya, maka ia meminta garam; maka diberi orang garam, ditumpahkannya, dipintanya pula garam lagi, diberi orang, itu pun' dibuangkannya. Setelah dua tiga kali ia meminta garam, maka kata Bendahara. "Budak-budak itu minta lauk, tiada diberi lauk;" maka diberi oranglah lauk. </div>
<div dir="ltr">
Adapun di bawah muka pintu Bendahara duduk itu dihadirkannya akan dirinya suatu keranda, sudah terkikir dan terempelas; maka mati anak cucu cicitnya diberikannya, diperbuatnya pula yang lain, demikianlah sediakala: "tatkala mati, Datuk berlarang." Adapun akan Bendahara Lubuk Batu, gagah makan nasi, santapnya sepinggan lengkar, sebelah-sebelah habis disantapnya. Jika ibu ayam sebesar-besarnya, habis seekor itu disantapnya; sungguh tiada bergigi itu, dilurutnya daging ayam rebusan itu dikunyah-kunyah ditelan, tinggal tulang juga. </div>
<div dir="ltr">
Sedang lagi Datuk itu muda, suka bermain-main ke rumah Laksamana Hang Tuah, kerana isteri Laksamana itu peraturan saudara sepupu pada Bendahara Lubuk Batu. Maka keluarlah dari rumah Laksamana susu searai, nasi segantang, sakar secupak. Maka kata perempuan yang membawa nasi itu, "Habiskan konon Datuk nasi ini, akan alas-alas perut, kerana enda lagi menanak." Maka disantap Bendahara Lubuk Batu, habis nasi segantang, dan susu searai, sakar secupak itu, Apabila Bendahara mandi berendam di sungai, jikalau ada buah-buahan pohonnya condong ke air, maka sebelah dahannya yang arah ke air itu, habis buahnya dimakan Bendahara. Jikalau sudah ia memakai akan berjalan, sepasu minyak wangi digosokkannya pada tubuhnya. </div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-46413534052930302252015-05-25T21:14:00.001+08:002015-06-18T11:41:29.918+08:00SULALATUS SALATIN - 102<p dir="ltr">Tamat Riwayat Tiga Orang Besar Negara </p>
<p dir="ltr">Maka Laksamana pun masuklah mengadap Sultan Mahmud; segala kata-kata Raja Mendaliar itu semuanya dipersembahkannya ke bawah duli Sultan Mahmud. Setelah Sultan Mahmud mendengar sembah Laksamana itu, kabullah pada hati baginda, seperti orang mengantuk disorongi bantal; kerana baginda sedia menaruh dendam akan Bendahara Seri Maharaja raja, sebab anaknya Tun Fatimah itu; seperti kata Farsi: </p>
<p dir="ltr">"Al mahabbat bain niyat, Wal 'asyiq fikr niyat," ertinya: <br>
"Yang kasih itu antara tiada, dan berahi itu bicara tiada."</p>
<p dir="ltr">Maka Sultan Mahmud Syah pun menyuruh memanggil Tun Sura Diraja dan Tun Indera Segara; setelah keduanya datang, maka dititahkan baginda membunuh Bendahara Seri Maharaja. Maka mereka keduanya pun pergilah dengan segala hamba raja. Maka segala anak buah Bendahara dan kaum keluarganya, dan segala orangnya semuanya berkampunglah pada Bendahara Seri Maharaja, sekaliannya dengan alat senjatanya; Tun Hassan Temenggung hendak melawan, ditegah oleh Bendahara Seri Maharaja, katanya, "Hei Hassan! Hendak membinasakan nama orang tua-tua kitakah engkau? Kerana adat Melayu tiada pernah derhaka." </p>
<p dir="ltr">Setelah Tun Hassan Temenggung mendengar kata Benda­hara itu, maka Tun Hassan Temenggung pun membuangkan senjata dari tangannya, lalu berpeluk tubuh; maka kata Bendahara Seri Maharaja pada segala kaum keluarganya, dan kepada segala orangnya, "Barang siapa kamu melawan, hamba dakwa ia di akhirat." Setelah mendengar kata Benda­hara Seri Maharaja itu, sekaliannya pun membuangkan Senjata dari tangan, lalu kembali ke rumah masing-masing. Maka tinggallah Bendahara Seri Maharaja dua bersaudara dengan Seri Nara Diraja; segala anak buahnya undur belaka. Maka Tun Sura Diraja dan Tun Indera Segara pun masuk­lah, membawa keris Sultan Mahmud Syah, dibubuhnya di atas ceper perak, ditudungi dengan tetampan, dikeluarkan di hadapan Bendahara Seri Maharaja. </p>
<p dir="ltr">Maka kata Tun Sura Di­raja, "Salam doa anakanda, bahawa takdir Allah Taala telah datanglah pada hari ini." Maka sahut Bendahara Seri Mahara­ja dan Seri Nara Diraja, "Barang yang telah berlaku, pada hukum Allah itu, Hamba pun redalah." Maka Bendahara Seri Maharaja dan Seri Nara Diraja pun mengambil air sembahyang.  Maka oleh Tun Hassan Temenggung, peti emas itu hendak di­buangkannya ke air; maka ditegah Bendahara Seri Maharaja, katanya, "Hei, hei, Hassan! Mengapa maka peti emas itu hen­dak dibuangkan? Kerana Yang Dipertuan membunuh kita ini, bukanlah hendakkan emas kita? Jikalau kita sudah mati, biarlah emas kita diambil oleh Yang Dipertuan akan kebakti­an kita," Maka tiadalah jadi dibuangkan oleh Tun Hassan Temenggung peti itu.</p>
<p dir="ltr">Maka Bendahara Seri Maharaja, dan Seri Nara Diraja, dan Tun Hassan Temenggung, dan Tun Ali, suami Tun Fatimah pun dibunuhlah empat orang, oleh Tun Sura Diraja dan Tun Indera Segara, Maka ada seorang anak Seri Nara Diraja telah kena parang oleh seorang Benggali Mia Sima namanya, dari ekor pipi lalu ke keningnya, tiada ke hujungan, Tun Hamzah namanya; akan Tun Hamzah tertiarap. Setelah dilihat oleh anak Bendahara Seri Maharaja, Tun Abdul Karim seorang namanya, Tun Jenal seorang namanya, akan Tun Hamzah kena parang itu, maka keduanya datang ke hadapan Tun Sura Diraja, katanya, "Hei Tun Sura Diraja, hamba kedua bersaudara ini bunuhlah oleh tuan hamba;" Tengah ia berkata-kata itu, maka datang Sang Sura berlari-lari dari dalam membawa titah, katanya, "Jangan dibunuh yang lain, empat orang sahaja, titah." Maka kata Tun Sura Diraja, "Wah! Tun Hamzah sudah kena parang oleh Mia Sima, murkalah kelak duli Yang Dipertuan." Seraya katanya kepada Tun Abdul Karim dan Tun Jenal, "Tuan, kembalilah! Titah, akan ayahanda empat orang sahaja yang dibuangkan."</p>
<p dir="ltr">Ada­pun Tun Abdul Karim dan Tun Jenal itu, adik Tun Fatimah. Setelah itu maka Tun Sura Diraja dan Tun Indera Segara, datanglah mengadap ke bawah duli Sultan Mahmud Syah, persembahkan Tun Hamzah kena parang itu. Maka baginda pun murka akan Mia Sima, disuruh bunuh. Akan Tun Hamzah disuruh ubati kepada tabib, disuruh baginda peliharakan baik-baik; maka dengan takdir Allah Taala, belum datang ajalnya, tiada mati. Ialah yang sangat dikasihi baginda; akan Bendahara Seri Maharaja empat beranak itu disuruh baginda tanamkan, seperti adat dianugerahi. </p>
<p dir="ltr">Adapun akan Tun Fatimah, isteri Tun Ali itu pun diambil baginda akan isteri, terlalu sangat dikasihi baginda; maka segala pusaka Bendahara Seri Maharaja semuanya dibawa orang ke dalam, maka dilihat baginda, seperti berita orang itu tiada sungguh, maka baginda pun terlalulah menyesal oleh membunuh Bendahara Seri Maharaja, tiada dengan periksanya lagi itu. Maka baginda suruh tafahusi pekerjaan itu dari mana datangnya.</p>
<p dir="ltr"> Setelah nyatalah diketahui baginda fitnah itu daripada Kitul, daripada Raja Mendaliar datangnya, maka Raja Mendaliar disuruh baginda bunuh dan umbut dengan segala rumahtangganya sekali; akan Kitul disuruh sulakan melintang dengan anak bininya, tanah bekas kaki tiangnya pun disuruh cangkul dibuangkan ke laut; dan akan Laksamana Khoja Hassan pun disuruh baginda rampas, oleh ia berdatang sembah tiada dengan periksanya itu; sebab pun tiada baginda bunuh, kerana sudah diharamkan darahnya oleh baginda, seperti kata ulama:</p>
<p dir="ltr"> "Al baqi al qaumu akhiruhum syariban," yakni, <br>
yang sungai minuman pada suatu kaum itu, kesudahan ia juga minum dia.</p>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-13453679784934217852015-05-25T21:11:00.001+08:002015-06-18T11:24:39.931+08:00SULALATUS SALATIN - 101<p dir="ltr">Punca Mencetuskan Sekejam-kejam Hukuman </p>
<p dir="ltr">Sebermula ada seorang saudagar, Nina Sura Dewana namanya, penghulu segala saudagar dalam negeri Melaka; maka Nina Sura Dewana pun berdakwa dengan Raja Mendaliar; keduanya pergi bicara kepada Bendahara Seri Maharaja. Hari itu hampir petang, maka kata Bendahara pada Raja Mendaliar dan Nina Sura Dewana, "Kembalilah tuan Hamba dahulu, kerana hari telah petang; esok harilah tuan Hamba datang." </p>
<p dir="ltr">Maka sembah Raja Mendaliar dan Nina Sura Dewana, "Baiklah tunku;" maka Raja Mendaliar pun bermohonlah bersama-sama dengan Nina Sura Dewana kembali ke rumahnya. Setelah hari malam, maka Nina Sura Dewana pun fikir pada hatinya, "Adapun bahawa Raja Mendaliar itu orang kaya, kalau-kalau dia menyorong pada Datuk Bendahara, nescaya alah aku olehnya; jikalau demikian baik aku pergi pada malam ini pada Bendahara Seri Maharaja." Setelah demikian fikirnya, maka oleh Nina Sura Dewana diambilnya emas sebahara, dibawanya kepada Bendahara. </p>
<p dir="ltr">Setelah datang keluar pagar Bendahara, maka kata Nina Sura Dewana pada penunggu pintu. "Beri tahu Datuk Benda­hara, katakan Nina Sura Dewana datang hendak mengadap. " Maka dipersembahkan oleh penunggu pintu. Maka Bendahara pun keluar; maka Nina Sura Dewana pun masuklah mengadap Bendahara Seri Maharaja. Maka emas sepuluh kati itu diper­sembahkan pada Bendahara; kata Nina Sura Dewana pada Bendahara. "Tunku, emas ini persembah sahaya akan pembeli sirih pinang." Maka kata Bendahara, "Baiklah, tuan hamba memberi hamba, hamba ambillah." Maka Nina Sura Dewana pun bermohonlah kepada Bendahara Seri Maharaja, lalu kem­bali ke rumahnya. </p>
<p dir="ltr">Maka ada seorang Keling, keluarga pada Nina Sura Dewana, Kitul namanya; akan Kitul itu berhutang kepada Raja Mendaliar sekati emas. Setelah Nina Sura Dewana kem­bali dari kampung Bendahara Seri Maharaja, maka pada waktu Tengah malam, ketika sunyi orang tidur, maka Kitul pun pergi ke rumah Raja Mendaliar; ditepuknya pintu Raja Mendaliar. Maka Raja Mendaliar pun terkejut, katanya, "Siapa di luar pintu itu?" Maka sahut Kitul, "Beta Kitul." Maka disuruhnya Raja Mendaliar bukai pintu, maka Kitul pun masuk/dilihatnya Raja Mendalir bersukaan dengan segala anak isterinya. Maka kata Kitul, "Hei Raja Mendaliar, baik sekali tuan Hamba bersuka-sukaan pada malam ini, kerama akan datang tiada tuan Hamba tahu. Maka oleh Raja Mendaliar dipimpinnya tangan Kitul, dibawanya pada tempat yang sunyi. Maka kata Raja Mendalir, "Hei Kitul, apa jua ada khabar tuan hamba dengar?" Maka kata Kitul. "Malam tadi Nina Sura Dewana datang kepada Datuk Bendahara, persembah sepuluh kati emas, hendak menyuruh bunuh tuan hamba; akan sekarang Datuk Bendahara telah sebicaralah dengan Nina Sura Dewa­na, tuan hamba hendak dikerjakannya."</p>
<p dir="ltr"> Raja Mendaliar mendengar kata Kitul itu, maka Raja Mendaliar pun mengambil surat hutang Kitul, lalu di­carik-cariknya; kata Raja Mendaliar pada Kitul, "Yang hutang tuan hamba sekati emas itu, halallah dunia akhirat, tuan hambalah saudara pada hamba; kembalilah tuan hamba." Maka Kitul pun kembalilah ke rumahnya. Maka pada malam itu juga, diambil oleh Raja Mendaliar emas sebahara, dan permata yang baik-baik, dan pakaian yang indah-indah, di­bawanya pada Laksamana Khoja Hassan, kerana pada zaman itu segala kaum Laksamana terlalu karib pada Sultan Mah­mud Syah. Setelah datang ke luar pintu Laksamana, maka ia minta bukai pintu; maka Raja Mendaliar pun masuklah mengadap Laksamana, maka segala harta yang dibawanya, semuanya disembahkannya kepada Laksamana. Kata Raja Mendaliar pada Laksamana, "Sahaya mengadap Orang Kaya ini, sahaya berlepas taksir, supaya jangan sahaya dikatakan orang sebicara dengan penghulu sahaya; kerana telah sahaya ketahui bahawa Datuk Bendahara hendak derhaka.</p>
<p dir="ltr"> Orang Kaya persembah­kanlah ke bawah Duli Yang Dipertuan, sudah ia berbuat takh­ta kerajaan, menempa ciu emas dan kaus emas; kasadnya hendak naik raja dalam negeri Melaka ini. Setelah Laksamana melihat harta terlalu banyak itu, maka hilanglah budi bicara akal yang sempurna itu, sebab disamun oleh harta dunia </p>
<p dir="ltr">Bita ai' zahab Khuda nuqit walakin nina hasil ista, yakni: </p>
<p dir="ltr">"Hei emas, Tuhan bukan engkau, tetapi kehendak hati berlaku olehmu."</p>
<p dir="ltr"> Maka kata Laksamana kepada Raja Mendaliar, "Baiklah, Hamba persembahkan dia ke bawah Duli Yang Di­pertuan." </p>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-82888309029538667142015-05-25T21:10:00.001+08:002015-06-18T11:16:43.954+08:00SULALATUS SALATIN - 100<p dir="ltr">Tun Hassan Temenggung Cuba Di"beli"</p>
<p dir="ltr">Maka ada seorang biaperi di Melaka terlalu kaya, Ali Manu Nayan namanya; apabila orang datang bermain ke rumahnya, maka diberinya kain, atau emas, atau barang benda yang gharib-gharib. Maka segala Orang Besar-besar dan hulubalang Melaka semuanya datang bermain ke rumahnya, melainkan Tun Hassan Temenggung juga yang tiada datang ke rumahnya. Pada suatu hari, Tun Hassan Temenggung duduk di balainya dihadap orang banyak, maka Ali Manu Nayan pun datang duduk, maka katanya pada Tun Hassan Temenggung, "Orang Kaya, semua Orang Besar-besar dalam Melaka ini datang ke rumahku, melainkan Orang Kaya juga yang tiada datang, ji­kalau dapat mari apa Orang Kaya bermain-main ke rumahku, hingga berdiri juga di hadapan kedaiku, sepuluh tahil emas kupersembahkan." </p>
<p dir="ltr">Maka kata Tun. Hassan Temenggung, "Nuni haram zadah! Aku hendak engkau beri makan sedekah? Jika pada bapak-bapakmu yang lain boleh!" Adapun akan adat segala orang muda-muda Tun Hassan Temenggung, apabila ia berjalan tiada berbelanja, maka ia berkata pada Tun Hassan Temenggung, "Tunku, sekarang lebuh kita tiada betul, banyak kedai yang menganjur, baik juga tuanku membetuli; kalau-kalau Yang Dipertuan berang­kat, dilihat baginda lebuh tiada betul, murka kelak akan tun­ku." Maka kata Tun Hassan Temenggung, "Baiklah, pergilah kamu semua perbetul, rentangi tali lebuh itu." Maka segala orang muda-muda Tun Hassan Temenggung pun pergilah dengan segala pertanda merentang tali; maka oleh segala mereka itu, pada Tengah rumah saudagar yang kaya-kaya itu direntanginya tali, disuruhnya roboh. </p>
<p dir="ltr">Maka segala saudagar itu menyorong, ada yang seratus, ada yang dua ratus, ada yang tiga ratus seorang-seorang; maka diambil oleh segala orang muda-muda Tun Hassan Temenggung diperbahagikan­nyalah dengan pertanda sekalian, itulah akan makanannya. Maka tali itu pun diperbenamya mengikut seperti yang betul­nya; segala kedai yang menganjur itu juga disuruhnya buang.</p>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-27824111008679136752015-05-25T21:08:00.001+08:002015-06-18T11:15:42.497+08:00SULALATUS SALATIN - 99<p dir="ltr">Kekayaan Bendahara Seri Maharaja</p>
<p dir="ltr"> Maka tersebutlah perkataan ada seorang Keling diam di Melaka, jadi Syahbandar, Raja Mendaliar namanya, terlalu kaya; pada zaman itu tiadalah ada taranya dalam Melaka itu. Sekali persetua, Raja Mendaliar duduk mengadap Bendahara Seri Maharaja, maka kata Bendahara, "Hai Raja Mendaliar, hen­daklah tuan hamba berkata benar, berapa ada emas tuan hamba?" Maka kata Raja Mendaliar, "Tunku, emas sahaya tidak banyak, ada lima bahara." Maka kata Bendahara Seri Maha­raja, "Lebih hanya sebahara emas kita daripada emas Raja Mendaliar. "</p>
<p dir="ltr"> Adapun akan Bendahara Seri Maharaja, sediakala ia menyuruh mencari, tiada pernah rosak; maka Bendahara Seri Maharaja asyik-asyik dikampungkannya segala anak cucunya, maka kata Bendahara Seri Maharaja, "Hei budak-budak, maukah engkau memandang emasku?" Maka sahut anak buah Bendahara, "Mau, Datuk." Maka kata Bendahara Seri Maha­raja, "Pergilah ambil peti arah ke anu itu." Maka segala anak buah Bendahara pun pergilah mengambil peti itu diusungnya, diramai-ramainya, dibawanya ke hadapan Bendahara Seri Maharaja. Maka oleh Bendahara disuruhnya buka, tuangkan pada tikar, disuruhnya sukat dengan gantang. Maka kata Bendahara Seri Maharaja pada segala anak buahnya, "Ambil olehmu segenggam seorang, buat permainan." </p>
<p dir="ltr">Maka diambil­lah oleh segala anak buahnya segenggam seorang, dibawanya ke rumah yang baharu dibuat oleh Bendahara Seri Maharaja itu, Maka emas itu dibubuhnya pada segenap pahatan bendul dan pahatan pintu; setelah itu pergilah ia bermain. Telah hari petang, masing-masing turun pulang ke rumahnya. Pada pagi-pagi hari, maka segala orang yang bekerja rumah itu pun datanglah; dilihatnya emas, lalu diambilnya.</p>
<p dir="ltr"> Apabila segala anak buah Bendahara Seri Maharaja teringat akan emas itu, masing-masing pergi ke rumah itu, dilihatnya tiada, masing-masing pun pulang menangis. Setelah didengar oleh Bendahara, maka ditanyanya, "Apa yang ditangiskan budak ­budak itu?" Maka sahut orang, "Emas kelmarin hilang." Maka kata Bendahara Seri Maharaja, "Janganlah menangis, biarlah kuganti," Maka diberi pula oleh Bendahara emas segenggam seorang. </p>
<p dir="ltr">Adapun segala anak buah Bendahara Seri Maharaja, jika pergi berburu kerbau jalang atau rusa, jikalau ia tiada beroleh, maka ia singgah pada kandang kerbau Bendahara Seri Maharaja, maka ditikamnyalah kerbau itu dua tiga ekor, disuruhnya sembelih; maka diambil sepaha dihantarkan kepada Bendahara Seri Maharaja. Maka kata Bendahara, "Daging apa ini?" Maka kata orang yang menghantar itu, "Daging kerbau, anakanda dan cucunda pergi berburu tadi tiada beroleh perburuan, lalu anakanda dan cunda singgah pada kandang kerbau Datuk yang di Kayu Ara; diambil anakanda dan cucunda sekor seorang." Maka kata Bendahara Seri Maharaja, "Nakalnya budak-budak itu; telah jadilah adat kepadanya, jika ia tiada beroleh berburu, kerbau kitalah diperburuinya." </p>
<p dir="ltr">Sebermula, jikalau hamba Bendahara Seri Maharaja datang dari teluk rantau, berbaju kesumba berkancing, berdestar pelangi, maka kata Bendahara Seri Maharaja, "Siapa nama tuan hamba?" Maka sembah orang itu, "Sahaya ini hamba datuk, nama sahaya si anu, anak si anu, cucu si anu." Maka kata Bendahara, ''Jikalau demikian, engkau ini anak si anu­kah? Turun, turunlah engkau duduk ke bawah." Demikian­lah peri kebesaran Bendahara Seri Maharaja, tiada mengenal Hamba sahayanya daripada banyaknya; pada hati Bendahara Seri Maharaja, kekayaannya itu datang kepada anak cucunya, makan dan pakai tiada akan habis. </p>
<p dir="ltr">Sekali persetua, hari raya, maka Bendahara Seri Maha­raja dan segala Orang Besar-besar pun masuklah ke dalam, duduk di balairung menantikan raja keluar; maka Raja Mendaliar pun datang hendak menyembah Bendahara Seri Maha­raja, lalu ditepiskan oleh Bendahara tangan Raja Mendaliar, seraya katanya, "Ceh Keling ini, tiada tahu bahasa; patutkah tuan hamba menyembah Hamba di balai raja ini? Datang ke rumah hamba tiadakah tuan hamba patut? Lagi pula pada duli Yang Dipertuan belum kita .</p>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-25331403559656193892015-05-25T21:07:00.001+08:002015-05-25T21:55:23.780+08:00SULALATUS SALATIN - 98<p dir="ltr"> Sulatus Salatin: Sejarah Melayu 			 XIII 	 		 </p>
<p dir="ltr">Tun Fatimah Anak Bendahara Seri Maharaja 		<br>
Kekayaan Bendahara Seri Maharaja 		 Tun Hassan Temenggung Cuba Di"beli" 		 Punca Mencetuskan Sekejam-kejam Hukuman 		 <br>
Tamat Riwayat Tiga Orang Besar Negara 		 <br>
Bendahara Paduka Tuan 		 <br>
Tun Biajid Sasar 		 <br>
Zuriat Bendahara Lubuk Batu 		 Sultan Mahmud Membuang Kerajaan<br></p>
<p dir="ltr"> Tun Fatimah Anak Bendahara Seri Maharaja </p>
<p dir="ltr"> ALKISAH maka tersebutlah perkataan peribaik paras anak Bendahara Seri Maharaja yang bernama Tun Fatimah itu, ter­lalu sekali elok rupanya, tiadalah cendalanya lagi, sedap manis pantas pangus, seperti laut madu, bertasik susu, berpantaikan sakar; mukanya bercahaya berkilat-kilat seperti bulan pernama pada ketika cuaca. Tambahan pula kena pakaian nika warna; anak Bendahara, apa yang hendak dipakainya, tiada siapa me­larang dia; makin bertambahlah baik parasnya.</p>
<p dir="ltr"> Dan akan saudaranya Tun Hassan Temenggung pun baik juga parasnya; maka diperbuatkan orang nyanyi:</p>
<p dir="ltr"> Apa dijeruk dengan belimbing? Geranggang mudik muara; <br>
Apa diTengok di balik dinding?<br>
Tun Hassan Temenggung anak Bendahara. </p>
<p dir="ltr">Setelah Tun Fatimah besar, maka hendak didudukkan oleh Bendahara Seri Maharaja dengan Tun Ali, anak Seri Nara Diraja, Maka tatkala menghantar sirih, Raja Dibaruh dipersilakan oleh Bendahara Seri Maharaja; akan Raja Dibaruh itu, ayah saudara pada Sultan Mahmud Syah, saudara Sultan Alau'd-Din Syah yang tua sekali. Maka oleh Bendahara Seri Maharaja, Tun Fatimah ditunjukkannya pada Raja Dibaruh.</p>
<p dir="ltr"> Setelah Raja Dibaruh melihat rupa Tun Fatimah, maka terla­lulah hairan baginda memandang parasnya; maka kata Raja Dibaruh pada Bendahara Seri Maharaja, "Yang Dipertuan adakah sudah melihat anakanda ini?" Maka sahut Bendahara Seri Maharaja, "Belum duli Yang Dipertuan melihat." Maka kata Raja Dibaruh, ''Jikalau Bendahara tiada gusar, mahu beta berkata-kata." Maka kata Bendahara Seri Maharaja, "Apa kehendak hati tuanku, katakanlah kepada patik."</p>
<p dir="ltr"> Maka kata Raja Dibaruh, akan anakanda ini terlalu sekali baik parasnya, pada hati beta tiada patut ia diberi bersuami sama orang keluaran ini; jikalau Bendahara mendengar kata beta, orang tua ini, janganlah anakanda diberi bersuami dahulu; baik juga ditunjukkan kepada Yang Dipertuan, kerana sekarang negeri Melaka ini tiada beraja perempuan, kerana permaisuri Pahang sudah mangkat; yang istiadat raja Melayu, apabila tiada beraja perempuan, anak Bendaharalah akan jadi raja perempuan." Maka sahut Bendahara Seri Maharaja, "Tuanku, akan patik ini orang jahat, patut sama jahat juga." Maka kata Raja Dibaruh, "Baiklah, yang mana kesukaan Bendahara itulah kerjakan, kerana beta orang tua, sekadar mengingatkan Bendahara juga. "</p>
<p dir="ltr"> Setelah itu, maka Bendahara Seri Maharaja pun berjaga­-jagalah akan mengahwinkan anaknya, Tun Fatimah dengan Tun Ali, anak Seri Nara Diraja. Setelah datang pada ketika yang baik, maka Sultan Mahmud Syah pun dipersilakan oleh Bendahara Seri Maharaja akan mengadap anaknya kahwin itu. Setelah Sultan Mahmud Syah datang, maka Tun Ali pun beraraklah, kahwin dengan Tun Fatimah. Maka Sultan Mah­mud Syah pun masuklah ke dalam rumah Bendahara Seri Maharaja mengadap orang bersuap-suapan itu.</p>
<p dir="ltr"> Setelah Sultan Mahmud Syah melihat rupa Tun Fatimah itu, maka baginda pun hairan; maka inginlah rasa baginda akan Tun Fatimah seperti kata syair:</p>
<p dir="ltr"> Ma yarji'u al-tarfu 'ainnuhu 'inda ru 'yatihi, <br>
Hatta yu' ada i-laiya al-tarfa musytaqu. </p>
<p dir="ltr">Yakni tiada akan berkelip kelopak mata tatkala melihat dia, <br>
hingga berkelip kepadanya kelopak mata, makin hertam­bah dendam juga adanya. </p>
<p dir="ltr">Maka baginda berkata dalam hati­nya, "Jahatnya Pak Mutahir ini, demikianlah baik anaknya, tiada ditunjukkannya kepada kita." Maka Sultan Mahmud Syah pun berdendamlah rasanya akan Bendahara Seri Maha­raja. Setelah sudah orang kahwin, maka Sultan Mahmud Syah pun berangkatlah ke istana baginda, santap pun baginda tiada; maka tiada lepas lagi Tun Fatimah daripada hati ba­ginda. Maka Sultan Mahmud Syah sentiasa mencari cedera akan Bendahara Seri Maharaja. Setelah berapa lamanya Tun Ali duduk dengan Tun Fatimah, maka ia beranak seorang perempuan, Tun Terang namanya; baik juga rupanya</p>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-23671105988994002832015-05-25T21:05:00.003+08:002015-05-25T21:45:33.191+08:00SULALATUS SALATIN - 97<p dir="ltr">Bertanya Satu Masalah Agama ke Pasai </p>
<p dir="ltr">Hatta maka Sultan Mahmud Syah hendak menyuruh ke Pasai, bertanyakan masalah perkataan antara Ulama Mawara'l Hartar, dan Ulama Khurasan, dan Ulama benua Irak. Maka baginda hendak menyuruhlah; serta baginda mesyuarat dengan Benda­hara dan segala Orang Besar-besar, "Bagaimana kita menyuruh ke Pasai itu? Jikalau bersurat, tiada dapat tiada tewas kita; kerana orang Pasai jikalau bersurat, 'salam ' dibacakannya 'sembah' juga. </p>
<p dir="ltr">Maka kata Bendahara Seri Maharaja, "Jika demikian, kita menyuruh janganlah bersurat; sudah kita surat, suruh hafazkan pada utusan itu." Maka titah Sultan Mahmud, "Benarlah itu, jika demikian Orang Kaya Tun Muhammadlah baik kita titahkan." Maka sembah Orang Kaya Tun Muhammad, "Baiklah, tuanku." Maka surat pun diaraklah ke perahu, bingkisannya golok perbuatan Pahang sebilah, bertatahkan emas berpermata; kakatua putih seekor; kakatua ungu seekor.</p>
<p dir="ltr"> Maka Orang Kaya Tun Muhammad pun pergilah; maka surat itu dihafazkannya selama di laut itu. Berapa lamanya di laut maka sampailah ke Pasai, Maka dipersembahkan orang kepada raja Pasai, "Tuanku, utusan dari Melaka datang." Maka disuruh jemput oleh raja Pasai pada segala Orang Besar-besar dengan gendang, serunai, nafiri, nagara; setelah datang kepada Orang Kaya Tun Muhammad, maka kata orang yang menjemput surat itu, "Manatah surat, marilah arak." Maka kata Orang Kaya Tun Muhammad, "Hambalah surat, araklah Hamba." Maka dinaikkan oranglah Orang Kaya Tun Muhammad ke atas gajah, lalu diarak. </p>
<p dir="ltr">Setelah datang ke balai, maka Orang Kaya Tun Muhammad pun turun­lah dari atas gajah, maka berdiri ia pada tempat orang mem­baca surat, maka dibacanyalah surat pada mulutnya itu, demikian bunyinya: "Salam doa paduka kakanda, Seri Sultan Mahmud Syah yang empunya takhta kerajaan dalam negeri Melaka Daru'l Azim, datang kepada paduka adinda Seri Sultan al mu 'azam maliku'l-mukarram zilu'llahu fi'l-'alam, yang di atas perhiasan kerajaan dalam negeri Pasai Daru'l Salam. Adapun kemudian dari itu, kerana paduka kakanda menitah­kan patik itu Orang Kaya Tun Muhammad dan Menteri Sura Dipa mengadap paduka adinda bertanyakan kehendak masa­lah ini. </p>
<p dir="ltr">Man qala: Inna'llaha khaliqun wa raziqun fi'l-azali faqad kafara,</p>
<p dir="ltr"> yakni barang siapa mengatakan bahawa Allah subha nahu wa taala menjadikan dan memberi rezeki pada azali, bahawa sesungguhnya kafir; </p>
<p dir="ltr">Wa man qala: Inna'llaha lam yakun khaliqun wa raziqun fi'l-azali faqad kafara,</p>
<p dir="ltr"> yakni barang siapa mengatakan bahawa Allah subha nahu wa taala tiada menjadikan dan tiada memberi rezeki pada azali, maka sesungguhnya kafir.</p>
<p dir="ltr"> Hendaklah paduka adinda suruh beri kehendaknya." Maka oleh raja Pasai dikampungkannya segala pendeta Pasai, disuruh baginda beri kehendaknya masalah itu, seorang pun tiada dapat memberi kehendaknya. Maka Sultan Pasai menyuruh memanggil Tun Hassan; maka Tun Hassan pun datang. Maka masalah itu dikatakan oleh Sultan Pasai kepada Tun Hassan, "Hendaklah tuan beri kehendaknya, supaya kita jangan kemaluan; jikalau tiada tuan lagi, hamba pun dapat juga mengatakan dia; walau kan tuan lagi ada, baik tuan jua mengatakan dia." </p>
<p dir="ltr">Maka sahut Tun Hassan, "hamba sangka payah, jika sehingga masalah ini, mudah jua pada hamba. Orang Kaya Tun Muhammad mari tuan hampir." Maka Orang Kaya Tun Muhammad pun hampirlah pada Tun Hassan. Maka kata Tun Hassan pada Orang Kaya Tun Muhammad, " ... Inilah ia yang dikehendakkan oleh raja besar itu." Maka berkenan pada Orang Kaya Tun Muhammad kata Tun Hassan itu. Maka Orang Kaya Tun Muhammad pun bermohonlah kepada Sultan Pasai.</p>
<p dir="ltr"> Maka raja Pasai membalas surat raja Melaka, bingkisan sekin jenawi bertumit bertatah sebilah; panah dua rahin dengan anaknya dua terkas. Maka surat pun diaraklah ke perahu, maka Orang Kaya Tun Muhammad dan Menteri Sura Dipa pun dipersalin oleh Sultan Pasai. Setelah itu maka Orang Kaya Tun Muhammad pun kembalilah ke Melaka. </p>
<p dir="ltr">Berapa lamanya di jalan maka sampailah ke Melaka. Maka surat dari Pasai pun disuruh arak seperti adat sediakala; setelah datang ke balairung, surat pun dibaca orang. Setelah sudah surat dibaca, maka Orang Kaya Tun Muhammad pun menjun­jung duli, serta persembahkan segala kata raja Pasai, dan kata Tun Hassan, dan akan segala peri kelakuannya di Pasai itu, Maka Orang Kaya Tun Muhammad dan Menteri Sura Dipa pun dianugerahi baginda persalin dengan sepertinya. Adapun Orang Kaya Tun Muhammad itu, anak Seri Amar Bangsa, Tun Abu Syahid, cucu Bendahara Putih, cicit Bendahara Seri Wak Raja. Wa'llahu a'lamu bi'l-sawab, wa ilaihi'l-marji'u wa'l-ma'ab. </p>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-18211871344872205152015-05-25T21:05:00.001+08:002015-05-25T21:34:08.699+08:00SULALATUS SALATIN - 96<p dir="ltr">Makhdum Dipersenda Muridnya </p>
<p dir="ltr">Arkian maka turun sebuah kapal dari Jeddah ke Melaka, dalam kapal itu ada seorang pendeta, Maulana Sadar Jahan namanya, terlalu alim. Maka Sultan Mahmud Syah pun ber­guru padanya, dan anakanda baginda, Raja Ahmad pun disuruhkan baginda mengaji. Maka Maulana Sadar Jahan disebut orang Makhdum. </p>
<p dir="ltr">Pada suatu malam, Bendahara Seri Maharaja duduk dengan Makhdum Sadar Jahan berkata-kata akan ilmu; maka Seri Rama pun datang dengan mabuknya, kerana Seri Rama terlalu peminum. Apabila Seri Rama datang mengadap Sultan Mahmud Syah, maka titah baginda pada Hamba raja, "Bawakan persantapan Orang Kaya Seri Rama," Maka dibawa oranglah arak pada batil perak, disampaikan tetampan, diberi­kan pada Seri Rama. Telah teradatlah demikian itu. </p>
<p dir="ltr">Masa Seri Rama datang pada Bendahara Seri Maharaja, dilihatnya Bendahara sedang berkata-kata dengan Makhdum Sadar Jahan. Maka kata Seri Rama, "Mari beta turut mengaji." Maka kata Bendahara, "Marilah Orang Kaya duduk." Maka dilihat oleh Makhdum Sadar Jahan Seri Rama itu mabuk, dan mulutnya pun bau arak. Maka kata Makhdum Sadar Jahan, "Al-khamru ummu'l-khabaith," ertinya: arak itu ibu segala najis. Maka sahut Seri Rama, "Al-hamku ummi'l-kha­baith: yang hamak itu ibu segala najis. Tuan turun dari atas angin ke mari ini, bukankah hendak mencari harta, dari hamaklah itu."</p>
<p dir="ltr">Maka Makhdum terlalu marah mendengar kata Seri Rama itu, lalu ia pulang; berapa pun ditahani Bendahara Seri Maha­raja, tiada juga Makhdum mau bertahan, pulang juga ia ke rumahnya. Maka kata Bendahara Seri Maharaja kepada Seri Rama, "Mabuk Orang Kaya ini, barang kata dikatakan; baik tiada didengar Yang Dipertuan, jikalau baginda tahu, murka baginda akan Orang Kaya." Maka kata Seri Rama, "Mana ke­hendak Yang Dipertuan, apatah daya kata sudah terlanjur." Maka hidangan pun dikeluarkan oranglah ke hadapan Seri Rama; maka Seri Rama dan khalayak yang ada hadir itu pun makanlah.</p>
<p dir="ltr">Setelah sudah makan, maka makan sirih; sesaat duduk Seri Rama pun bermohonlah pada Bendahara Seri Maharaja, lalu pulang ke rumahnya. Setelah keesokan harinya, maka Bendahara Sendiri datang ke rumah Makhdum; maka Makhdum Sadar Jahan pun terlalu sukacita melihat Bendahara Seri Maharaja datang itu.</p>
<p dir="ltr">Bermula Tun Mai Ulat Bulu pun mengaji pada Makhdum Sadar Jahan; akan Tun Mai Ulat Bulu itu, asal namanya Tun Muyi'd-Din, anak Tun Zainal Abidin, cucu Bendahara Paduka Raja; sebab tubuh datuk itu berbulu, maka disebut orang Tun Mai Ulat Bulu, Setelah Tun Mai Ulat Bulu mengaji pada Makhdum Sadar Jahan, barang yang diajarkan oleh Makhdum itu, tiada terturut oleh Tun Mai Ulat Bulu, kerana lidah Melayu ini keras. </p>
<p dir="ltr">Maka Makhdum Sadar Jahan pun ingar; katanya, "Lidah Tun Mai Ulat Bulu ini, terlalu amat keras; lain kata kita, lain katanya." Maka sahut Tun Mai Ulat Bulu, "Itu pun tuan, sahaya mengikut bahasa tuan, jadi sukarlah pada lidah sahaya, kerana bukan bahasa sahaya sendiri; jikalau tuan sebut bahasa sahaya semuanya pun demikian juga." Maka kata Makhdum Sadar Jahan, "Apa sukar bahasa Melayu ini, maka tiada tersebut olehku?" </p>
<p dir="ltr">Maka kata Tun Mai Ulat Bulu, "Sebutlah oleh tuan, 'kunyit' "; maka disebut oleh Makhdum katanya "kuzit"; maka kata Tun Mai Ulat Bulu, "Salah itu, 'kunyit'; maka disebut pula "nyiru ", maka kata Makhdum "niru ". Maka kata Tun Mai Ulat Bulu, sambil hendak tertawa, "kucing,' pula sebut, tuan"; maka disebut Makhdum, katanya "Kusyin", Maka Tun Mai UIat Bulu pun tertawa, katanya, "Manatah tuan dapat menyebut bahasa kami? Demikian lagi kami mengikut bahasa tuan." Maka Makhdum Sadar Jahan pun terlalu marah akan Tun Mai Ulat Bulu, katanya, "Taubatlah kita mengajar dia ini lagi." </p>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-73877427196818884102015-05-07T18:50:00.000+08:002015-05-07T18:50:36.935+08:00SALALATUS SALATIN-71<p dir="ltr">Pemerintahan Sultan Mahmud Syah</p>
<p dir="ltr">Maka Sultan Alau'd-Din pun terlalu sukacita mendengar sembah segala mereka itu. Maka baginda memandang kepada muka anakanda baginda, Raja Mamad, maka titah baginda, "Hei anakku, adapun engkau hendaklah banyak-banyak sabar, dan ampunmu akan segala hamba sahayamu, dan baik-­baik memelihara akan dia;</p>
<p dir="ltr">kerana firman Allah Taala Inna 'llahu ma'as sabirin,</p>
<p dir="ltr">yakni bahawa Allah Taala serta pada segala yang sabar, Dan jikalau datang kepada dua pekerjaan, suatu pekerjaan Allah, dan suatu pekerjaan dunia, maka dahulukan olehmu pekerjaan Allah daripada pekerjaan dunia. Hendaklah engkau sangat-sangat menyerahkan dirimu kepada hadrat Allah Taala yang akan memelihara akan kamu, kerana wa man yatawakkal 'ala'llah, Dan segala anak Melayu bagaimanapun besar dosanya, jangan olehmu diaifi dia, dan sampai kepada hukum syarak dosanya derhaka, bunuhlah; kerana segala Melayu itu ketanahanmu, seperti kata Arab Al-'abdi tinu'l­maulahu, yang hamba itu tanah tuhannya. Jikalau engkau bunuh ia tiada dengan dosanya, bahawa kerajaanmu binasa.</p>
<p dir="ltr"> Hei anakku, hendaklah engkau turut dan engkau ingatkan wasiatku ini, dan kau kerjakan, supaya berkat diberi Allah subha nahu wa taala." </p>
<p dir="ltr">Setelah itu maka Sultan Alau'd-Din pun mangkat; maka ditanamkan oranglah seperti adat. Setelah baginda kembali ke rahmat Allah, kalu inna li'llahi wa inna ilaihi raji'un; maka anakanda baginda Raja Mamadlah kerajaan menggantikan kerajaan ayahanda baginda. Gelar baginda di atas kerajaan Sultan Mahmud Syah.</p>
<p dir="ltr">  Arkian tiada berapa lama baginda kerajaan, ada seorang orang salah dibawa mengadap kerajaan baginda, salahnya pun tiada apa bahananya; maka oleh Seri Maharaja disuruhnya bunuh, maka dibunuh oranglah. Maka kata Bendahara Paduka Raja, "Hei, lihatlah Seri Maharaja! Anak harimau diajarnya makan daging. Dia kelak ditangkapnya." Hatta maka Seri Bija Diraja pun datanglah dari Singapura. Maka Bendahara Paduka Raja berkata pada Seri Bija Diraja, "Orang Kaya, Yang Dipertuanlah amanat marhum akan ganti baginda kerajaan." Maka sahut Seri Bija Diraja, "Beta tiada mendengar amanat marhum." Setelah didengar Sultan Mahmud Syah kata Seri Bija Diraja itu, maka baginda diam, Pada hati baginda, "Tiada suka Seri Bija Diraja bertuankan aku." Maka baginda berdendam­lah akan Seri Bija Diraja. </p>
<p dir="ltr">Hatta betapa lama selangnya, dengan takdir Allah Taala, maka Sultan Mahmud Syah pun geringlah, sakit buang air, pada sehari dua tiga belas kali buang air. Maka Bendahara Paduka Raja dan Laksamana Hang Tuan pun tiadalah bercerai dengan baginda. Jikalau akan santap, Bendahara Paduka Raja menyuap, dan jikalau buang air Laksamana membasuh; pada sehari dua tiga puluh kali Laksamana membasuh baginda, dan Bendahara Paduka Raja pun dua tiga belas kali menyuap baginda pada sehari, demikianlah hal Bendahara dengan Laksamana memeliharakan Sultan Mahmud Syah, tiada diberinya yang lain. </p>
<p dir="ltr">Nasi santapan baginda itu Bendahara Paduka Raja membasuh beras, Laksamana Hang Tuah menanak dia, Berapa lamanya Sultan Mahmud Syah gering itu, adalah baik sedikit, boleh santap Sendiri,* dan boleh beradu. Maka baginda pun santap nasi sesuap, lalu bentan; nyaris lepas dari tangan. Maka Bendahara Paduka Raja dan Laksamana Hang Tuah pun diberi orang tahu; maka keduanya segera datang, duduk Hampir baginda, kerana baginda telah sabur, diratapi orang. Maka di­larang oleh Bendahara Paduka Raja orang meratap itu, </p>
<p dir="ltr">Setelah terdengar kepada bonda Sultan Alau'd-Din akan Sultan Mahmud Syah gering sangat, dan telah diratapi orang itu, maka baginda pun datang. Adapun bonda Sultan Alau'd­-Din ninda Sultan Mahmud Syah itu, disebut orang Raja Tua; akan baginda itu kasih akan cunda baginda, Sultan Menawar yang di Kampar itu daripada cunda baginda Sultan Mahmud Syah. Fikirnya, "Serta aku datang, aku tiarapi Sultan Mahmud Syah, kutangisi, supaya ia mati; Sultan Menawar Syahlah kerajaan di Melaka kelak." Maka Raja Tua pun datanglah dengan tergerbang-gerbang rambut baginda, sambil dengan tangisnya hendak hampir, maka tiada diberi oleh Bendahara dan Laksamana. Katanya,</p>
<p dir="ltr"> "Jangan tuanku hampir paduka cunda." Maka kata Raja Tua,</p>
<p dir="ltr"> "Mengapa maka hamba tiada diberi dekat kepadanya?" Maka kata Bendahara Paduka Raja dan Laksamana, </p>
<p dir="ltr">"Sahaja tidak patik beri tuanku dekat kepada cunda. Jika tuanku dekat pada paduka cunda, patik amuk," seraya mengisar kerisnya. </p>
<p dir="ltr">Maka kata Raja Tua sambil undur, "Syahidlah anak Melayu hendak derhaka." Maka sembah Bendahara Paduka Raja dan Laksamana Hang Tuah, "Sekali ini Melayu bernama derhakalah. Jikalau tuanku hendak ber­gagah juga mendekati paduka cunda, sahaja patik amuklah." Maka Raja Tua pun tiada mahu hampir kepada Sultan Mahmud Syah, lalu kembali. </p>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-17691764827057290362015-05-04T00:47:00.001+08:002015-05-25T03:09:51.125+08:00SULALATUS SALATIN - 95 <p dir="ltr">Kebesaran Melaka dan Kedatangan Peringgi </p>
<p dir="ltr">Adapun pada zaman itu negeri Melaka terlalulah ramainya, segala datang pun bertambah-tambah berkampung; dari se­belah Kampung Keling datang ke Kuala Penajuh, rapat rumah; orang pergi-pergian dari Melaka hingga datang ke Jugra tiada membawa api; barang di mana ia berhenti, di sana adalah kampung orang. Dan dari sebelah sini datang ke Batu Pahat, demikian juga; kerana rakyat Melaka sembilan belas laksa banyaknya yang dalam negeri juga itu. </p>
<p dir="ltr">Hatta maka datang sebuah kapal Peringgi dari Goa, ia ber­niaga di Melaka. Maka dilihat oleh Peringgi itu, negeri Melaka terlalu baik, bandarnya terlalu ramai. Maka segala orang Melaka pun berkampunglah melihat rupa Peringgi itu, sekali­annya hairan melihat dia. Maka kata orang Melaka ia ini Benggali putih; maka pada seorang orang Peringgi itu, ber­puluh-puluh orang Melaka mengerumun dia, ada yang memu­tar janggutnya ada yang menepuk kepalanya, ada yang meng­ambil cepiaunya, ada yang memegang tangannya. </p>
<p dir="ltr">Maka kapitan kapal itu pun naiklah mengadap Bendahara Seri Maha­raja, maka oleh Bendahara akan kapitan kapal itu diangkatnya anak dan dipersalin. Maka kapitan itu persembah pada Bendahara Seri Maharaja, rantai emas berpermata; ia sendiri mengenakan dia pada leher Bendahara Seri Maharaja. Maka segala orang hendak gusar akan Peringgi itu, tiada diberi oleh Bendahara Seri Maharaja, katanya, "Jangan kamu turuti, kerana ia orang yang tiada tahu bahasa." . </p>
<p dir="ltr">Setelah datanglah musim akan kembali, maka kapitan kapal itu pun kembalilah ke Goa. Setelah ia datang ke Goa, maka diwartakannyalah pada wizurai, peri kebesaran negeri Melaka, dengan makmurnya, dan terlalu ramai bandarnya, Pada masa itu wizurai di Goa, Alfonso d'Albuquerque nama­nya. Maka ia pun terlalu ingin mendengar khabar negeri Melaka itu. Maka ia menyuruh berlengkap kapal tujuh buah: ghali panjang sepuluh; fusta tiga belas. Setelah sudah lengkap, maka disuruhnya menyerang Melaka pada Gonsalo Periera; nama kapitannya Mor, </p>
<p dir="ltr">Setelah datang ke Melaka, maka dibedilnya dengan meriam. Maka segala orang Melaka pun terkejut mendengar bunyi meriam itu, katanya, "Bunyi apa itu, yang seperti guruh itu?" Peluru bedil itu pun datanglah mengenai segala orang Melaka; ada yang putus lehernya, ada yang pecah kepalanya, ada yang penggal pinggangnya, ada yang tanggal pahanya; makin ber­tambahlah hairan orang Melaka melihat peluru bedil itu, katanya, "Apa namanya senjata bulat ini, amat tajamnya maka ia mernbunuh ini?" Setelah keesokan harinya, maka segala anak Pertugal pun naiklah dengan senapangnya, dua ribu banyaknya, lain pula orang hitam dan lasykarnya, tiada terbilang lagi.</p>
<p dir="ltr"> Maka dikeluari oleh orang Melaka, Tun Hassan Temenggung panglimanya. Maka bertemulah segala orang Melaka dengan segala Peringgi Ialu berperang, terlalu sabur, rupa senjata seperti hujan yang lebat; Ialu ditempuh Tun Hassan Temenggung berserta hulubalang Melaka, maka segala Peringgi pun patah perangnya, dan banyak matinya, lalu undur. Maka oleh orang Melaka digulungnya sekali-sekali, maka Peringgi pun pecahlah, berhamburan terjun ke air, diperhambat oleh orang Melaka. Maka segala Peringgi pun naiklah ke kapalnya, lalu belayar kembali ke Goa.</p>
<p dir="ltr"> Setelah datang ke Goa, segala perihal semuanya dikata­kannya pada wizurai, maka wizurai pun terlalu marah, maka ia menyuruh berlengkap pula hendak menyerang Melaka lagi. Maka kata Kapitan Mor, "Pada bicara kita, jikalau lagi ada Bendahara Seri Maharaja, berapa pun besarnya angkatan Goa mau menyerang, Melaka tiada akan alah." Maka kata Alfonso d'Albuquerque, "Mengapa maka engkau berkata demikian? Apatah dayaku, sebab aku tiada boleh meninggalkan Goa ini; tetapi apabila aku sudah turun daripada wizurai, aku sendiri pergi menyerang Melaka itu, lihatlah olehmu jikalau tiada alah," Maka tiadalah jadi ia berlengkap akan menyerang Melaka itu. </p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyc2K_OpCPyugAL-xVwtHKE6ANcEgtp8iHryLXkWBfzAc0gReSqNRYWEstQ-0Ni8Un0Xbay3XmHorbrRZGvnW1fD5RKXwWOVdlRydncp2E4KJzVwCVIW7QKscnTldWmEc5VLDLrIrm9z0/s1600/10847937_331126083748090_844655915504082930_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyc2K_OpCPyugAL-xVwtHKE6ANcEgtp8iHryLXkWBfzAc0gReSqNRYWEstQ-0Ni8Un0Xbay3XmHorbrRZGvnW1fD5RKXwWOVdlRydncp2E4KJzVwCVIW7QKscnTldWmEc5VLDLrIrm9z0/s640/10847937_331126083748090_844655915504082930_n.jpg"> </a> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-64042432368257095992015-05-04T00:46:00.003+08:002015-05-25T01:00:16.739+08:00SULALATUS SALATIN - 94<p dir="ltr">Raja Petani dan Raja Kedah Dinobatkan </p>
<p dir="ltr">Alkisah maka tersebutlah perkataan, ada sebuah negeri, Kota Mahligai namanya; rajanya Islam, Raja Sulaiman Syah nama­nya. Setelah kedengaranlah ke benua Siam bahawa negeri Kota Mahligai itu terlalu baik, maka ada seorang anak raja Siam Cau Seri Bangsa namanya; maka ia berlengkap dengan segala rakyatnya, lalu diserangnya Kota Mahligai itu. Maka oleh Raja Sulaiman dikeluarinya, lalu berperanglah kedua pihak rakyat itu. Maka Cau Seri Bangsa pun berperang dengan Raja Sulaiman, sama seekor seorang gajah. Maka kata Cau Seri Bangsa, "Jikalau alah Raja Sulaiman ini olehku, bahawa aku masuk Islamlah." Maka dengan takdir Allah Taala, Kota Mahligai pun alahlah, Raja Sulaiman pun mati dibunuh oleh Cau Seri Bangsa, dan rakyat Kota Mahligai pun terhukumlah oleh Cau Seri Bangsa. Maka Cau Seri Bangsa pun masuk Islam. Setelah itu baginda pun menyuruh mencari tanah yang baik hendak perbuat negeri. </p>
<p dir="ltr">Maka ada seorang payang diam di tepi laut, Pak Tani namanya; tempat Pak Tani itulah yang baik. Maka dipersem­bahkan orang pada Cau Seri Bangsa, akan peri baiknya tempat Pak Tani itu, dilihat baginda tempat itu sungguh baik, tiada bersalahan seperti berita orang itu. Maka Cau Seri Bangsa pun berbuat negerilah di sana. Setelah sudah, maka negeri itu d"i­namai baginda Pak Tani, mengikut nama payang itu, maka di­sebut orang datang sekarang Petani. </p>
<p dir="ltr">Maka Cau Seri Bangsa pun menyuruhkan menterinya Okun Pola namanya, mengadap ke Melaka, mohonkan nobat pada Sultan Mahmud Syah. Maka Okun Pola pun pergilah; berapa lamanya di jalan sampailah ke Melaka. Maka dipersembahkan oranglah pada Sultan Mah­mud Syah, "Utusan dari Petani datang." Maka oleh baginda surat dari Petani itu disuruh jemput seperti mana adat mengarak surat dari Pahang demikianlah. Setelah datang ke balai, maka surat pun dibaca orang, demikian bunyinya: "Paduka anakanda Cau Seri Bangsa, raja dalam negeri Petani empunya sembah, datang kepada paduka ayahanda Seri Sultan Mahmud Syah al-mu 'azam maliku'l mukarram zilu 'llahu fi'l-'alam, yang di atas takhta kerajaan dalam negeri Melaka, Malakat. Waba'dah; kemudian dan itu, bahawa paduka anakanda menyuruhkan patik itu Okun Pola, mengadap ke bawah duli paduka ayahanda, jikalau ada kurnia paduka ayahanda, anakanda mohonkan nobat ke bawah duli paduka ayahanda." Maka Sultan Mahmud pun terlalu suka­cita; maka Okun Pola dianugerahi persalinan dengan seperti­nya, dan disuruh duduk setara kepala bentara. </p>
<p dir="ltr">Hatta maka Sultan Mahmud pun menyuruh mengarang khatab pada Kadi Menawar, akan Cau Seri Bangsa gelarannya Sultan Ahmad Syah. Setelah sudah maka Sultan Mahmud Syah menganugerahkan gendang nobat dan bingkisan pada Okun Pola, dan dipersalin baginda akan Okun Pola. Maka surat dan khatab pun diaraklah turun ke perahu. Okun Pola pun belayarlah. Setelah berapa lama di jalan, maka sampailah ke Petani; maka surat dari Melaka pun diarak ke dalam, telah sudah dibaca, maka Cau Seri Bangsa pun terlalu sukacita, lalu ia pun nobatlah, gelar baginda Sultan Seri Ahmad Syah, bagindalah beranakkan Cau Gama; bahawa Cau Gama beranakkan raja yang ke Siam, Raja Aji. </p>
<p dir="ltr">Arkian maka Raja Kedah pun datang mengadap ke Melaka, hendak mohonkan nobat; setelah datang ke Melaka, didudukkan oleh Sultan Mahmud di atas cateria, maka banyak dianugerahi baginda akan raja Kedah. Sekali persetua, Bendahara Seri Maharaja duduk dihadap orang banyak di balainya Sendiri, maka Tun Hassan Temeng­gung dan segala menteri semuanya ada mengadap; maka hi­dangan pun dikeluarkan orang, maka Bendahara Seri Maharaja pun makan seorangnya; segala orang yang banyak itu ada menanti Bendahara makan, kerana adat Bendahara Melaka, tiada makan sama-sama dengan orang; setelah sudah Benda­hara makan maka orang lain makan, demikianlah istiadat dahulukala. </p>
<p dir="ltr">Hatta sedang pertengahan Bendahara Seri Maharaja makan, maka raja Kedah pun datang, maka segera disuruh Bendahara Seri Maharaja naik duduk. Maka raja Kedah pun naiklah duduk, bersama-sama dengan Tun Hassan Temenggung. Maka Benda­hara pun sudahlah makan, lalu makan sirih. Maka sisa Benda­hara Seri Maharaja itu ditarik oleh Tun Hassan Temenggung dengan segala menteri, maka. kata Tun Hassan Temenggung pada raja Kedah, "Raja, mari kita makan;" maka kata raja Kedah, "Baiklah." Maka kata Bendahara, "Jangan raja makan sisa hamba, biar diambilkan nasi yang lain." Maka kata raja Kedah, "Tiada mengapa, kerana Bendahara orang tua, pangkat bapa kepada beta." Maka raja Kedah pun makanlah sisa Bendahara itu, bersama-sama dengan Tun Hassan Temenggung. Setelah sudah makan, maka datang sirih dan bau-bauan.</p>
<p dir="ltr"> Hatta berapa lamanya raja Kedah di Melaka, maka raja Kedah pun bermohonlah ke bawah duli Sultan Mahmud Syah, hendak kembali ke Kedah. Maka oleh Sultan Mahmud Syah, raja Kedah dianugerahi persalinan, dan dinobatkan sekali. Maka raja Kedah pun kembalilah ke Kedah; setelah sampai ke Kedah, maka baginda pun nobatlah di Kedah. </p>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-38819658601945763722015-05-04T00:46:00.001+08:002015-05-25T00:51:56.112+08:00SULALATUS SALATIN - 93<p dir="ltr">Zuriat Laksamana Hang Tuah</p>
<p dir="ltr"> Adapun akan Laksamana Hang Tuah rahlmullah beristeri dua orang, seorang saudara Seri Bija Diraja Datuk Bongkok, beranak tiga orang, yang tua perempuan Tun Sirah namanya, duduk dengan Temenggung Khoja Hussain, beranakkan Tun Abdullah; yang Tengah lelaki, Tun Biajid namanya; yang bong­su perempuan, Tun Daerah namanya, diperisteri oleh Sultan Mahmud Syah, beranak seorang perempuan, Raja Dewi nama­nya. </p>
<p dir="ltr">Seorang lagi isteri Laksamana Hang Tuah, keluarga Bendahara Paduka Raja, beranak dua orang, yang tua lelaki bergelar Sang Guna; yang muda perempuan bernama Tun Emas Jiwa, duduk dengan Hang Nadim, beranak seorang lelaki bernama Tun Mat Ali, ayah Tun Hamzah; akan Tun Hamzah beranakkan Tun Ali, bergelar Seri Petam; sebab itulah maka Laksamana Hang Tuah, anak cucunya Melayu disebut orang datang sekarang. Wa 'llahu a'lamu bi'l-sawab, wa ilaihi'l-marji'u wa'l-ma'ab. </p>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-47324125870553315292015-05-04T00:44:00.003+08:002015-05-25T00:49:35.345+08:00SULALATUS SALATIN - 92<p dir="ltr"> Biadap di Hadapan Bendahara  </p>
<p dir="ltr">Hatta ada seorang menteri Sultan Mahmud, Tun Perpatih Hitam namanya, asalnya daripada Tun Jana Buga Dendang. Maka Tun Perpatih Hitam beranak seorang lelaki bernama Tun Hussain, terlalu baik sikapnya. Maka kata Tun Hussain, "Jikalau bapaku dibicarakan orang, aku mengamuk." Maka dengan takdir Allah Taala, Tun Perpatih Hitam pun bersoal dengan seorang dagang. Maka Tun Perpatih Hitam pun ber­bicara dengan dagang itu pada Bendahara Seri Maharaja. Tat­kala itu Laksamana Khoja Hassan pun ada, kerana adat Bendahara Melaka, apabila membicarakan orang, Temenggung dan Laksamana tiada bercerai dengan Bendahara;jikalau orang biadab lakunya pada Bendahara, Laksamanalah membunuh dia; dan jikalau orang yang patut ditangkap dan dipasung, maka Temenggunglah yang menangkap dan memasung dia.</p>
<p dir="ltr"> Demikianlah istiadat zaman dahulukala. Setelah Tun Perpatih Hitam dibicarakan oleh Bendahara Seri Maharaja, maka Tun Hussain, anak Tun Perpatih Hitam pun datang mendapatkan ayahandanya berbicara itu. Telah Tun Perpatih Hitam melihat Tun Hussain datang berkeris panjang itu, maka pada hati Tun Perpatih Hitam,"Entah disungguhkan oleh anakku, Tun Hussain ini, seperti katanya yang dahulu itu." Maka Tun Perpatih Hitam pun berdiri, di­kuiskannya tikar dengan kakinya,seraya katanya. “Menteri apatah ini, yang dibicarakan orang begini?" Setelah dilihat oleh Laksamana makarnya Tun Perpatih Hitam itu, lalu dihunusnya pedang lakia. maka kata Laksamana, "Mengapa maka Orang Kaya biadab, menguiskan tikar di hadapan Ben­dahara?" Lalu diparang oleh Laksamana; dengan sekali parang itu juga maka Tun Perpatih Hitam pun matilah. Telah Tun Hussain melihat ayahnya mati itu, maka ia pun menghunus keris; maka kata Laksamana Khoja Hassan, "Hendak derhakakah Tun Hussain? Lalukan sekali!" Maka Tun Hussain pun ditikam oranglah; beberapa pun Bendahara Seri Maharaja melarang, tiadalah dikhabarkan orang, kerana sangat sabur. Maka Tun Hussain pun matilah.</p>
<p dir="ltr"> Setelah itu maka Laksamana pun masuklah mengadap Sultan Mahmud Syah; maka segala perihal itu semuanya dipersembahkan ke bawah duli Sultan Mahmud; maka titah baginda, "Itulah kehendak hati kita, mati-mati Laksamana kita titahkan menemani Bendahara itu, apatah pekerjaan Laksamana jikalau tiada demikian; kerana kelakuan biadab di hadapan Bendahara itu, serasa di hadapan kita. Maka Sultan Mahmud pun menganugerahi persalinan akan Laksamana. </p>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-21353022768422707032015-05-04T00:44:00.001+08:002015-05-25T00:44:13.796+08:00SULALATUS SALATIN - 91<p dir="ltr">	Sulatus Salatin: Sejarah Melayu XII 	 		</p>
<p dir="ltr">Raja Legor Gagal Menyerang Pahang Biadap di Hadapan Bendahara 		Zuriat Laksamana Hang Tuah 		<br>
Raja Petani dan Raja Kedah Dinobatkan 		<br>
Kebesaran Melaka dan Kedatangan Peringgi 		<br>
Makhdum Dipersenda Muridnya 		Bertanya Satu Masalah Agama ke Pasai </p>
<p dir="ltr">Raja Legor Gagal Menyerang Pahang  </p>
<p dir="ltr">ALKISAH maka tersebutlah perkataan raja Legor Maharaja Dewa Sura namanya, disuruhkan raja Siam menyerang Pahang. Maka Maharaja Dewa Sura pun berlengkaplah sekira-kira dua keti rakyat dibawanya. Maka kedengaranlah ke Pahang; maka Sultan Mansur Syah, raja Pahang pun menyuruh membaiki kota, dan mengampungkan segala rakyat, dan mengerahkan segala orang masuk kota, dan berbahagilah alat senjata. Maka khabar raja Legor disuruh raja Siam menyerang Pahang itu pun kedengaranlah ke Melaka. </p>
<p dir="ltr">Maka Sultan Mahmud menyuruh memanggil Bendahara Seri Maharaja, dan segala Orang Besar-besar para menteri, hulubalang. Maka sekaliannya pun datang­lah mengadap; maka Sultan Mahmud pun mesyuaratlah akan pekerjaan raja Legor hendak menyerang Pahang itu. Maka sembah Seri Nara Diraja, "Tuanku, pada bicara patik, baik juga duli Yang Dipertuan menyuruh membantu Pahang, dari kerana barang sesuatu peri Pahang itu, tiadakah duli Yang Dipertuan kerugian?" Maka titah Sultan Mahmud, "Baiklah, jika demikian Bendaharalah pergi dengan segala hulubalang, membantu Pahang. Maka sembah Bendahara Seri Maharaja, "Baiklah tuanku. "</p>
<p dir="ltr"> Setelah itu maka Bendahara pun berlengkaplah; telah sudah lengkap, maka Bendahara Seri Maharaja pun pergilah diiringkan oleh segala hulubalang; sekaliannya dianugerahi Sultan Mahmud persalin dengan sepertinya. Pertama yang pergi mengiring Bendahara itu Sang Setia, dan Sang Naya, dan Sang Guna, dan Tun Biajid, dan Sang Jaya Pikrama, dan segala hulubalang sekalian yang pergi.</p>
<p dir="ltr"> Maka rupa perahu, kecil besar tiada terbilang lagi, kerana pada zaman itu rakyat dalam Melaka juga sembilan laksa banyaknya, lain pula rakyat segala teluk rantau dan segala pemegangan jajahan negeri Melaka . Sete1ah datang ke Batu Pahat, maka bertemu dengan Lak­samana datang dari Sungai Raya, kerana adat Laksamana pegangannya Sungai Raya. Pada ketika itu kelengkapan Sungai Raya, empat puluh banyaknya lancaran bertiang tiga. </p>
<p dir="ltr">Maka Laksamana Khoja Hassan pun datang kepada Bendahara Seri Maharaja. Maka kata Bendahara, "Orang Kaya, kita pergi ke Pahang." Maka kata Laksamana, "Sahaya belum men­dengar titah Yang Dipertuan." Maka kata Bendahara, "Orang Kaya belum mendengar titah, hamba sudah mendengar titah. " Maka kata Laksamana, "Sahaya belum menjunjung duli." Maka sahut Bendahara, "hamba sudah menjunjung duli, mari­lah kita berjabat tangan." Maka Laksamana pun tiadalah ber­daya lagi, lalu ia pun pergilah bersama-sama dengan Bendahara Seri Maharaja.</p>
<p dir="ltr">Setelah sampai ke Pahang, didapatinya kota sepenampang belum lagi sudah; kerana baharu bekas terbakar dimakan api, itulah dibuatkan orang nyanyi: </p>
<p dir="ltr">Kota Pahang dimakan api, Sampai ke<br>
tepi Hampir titian; Bukan kularang kamu berlaki, Bukan begini perjanjian.</p>
<p dir="ltr"> Maka Bendahara Seri Maharaja dengan segala hulubalang Melaka pun masuklah mengadap Sultan Pahang. Maka Sultan Mansur Syah pun terlalu sukacita; maka titah Sultan Abdul Jamal pada Bendahara Seri Maharaja, "Tuan, kota yang sepenampang lagi ini, orang Melaka lah menyudahkan dia." Maka sembah Bendahara Seri Maharaja, "Baiklah tuanku."</p>
<p dir="ltr"> Maka Bendahara pun menyuruhkan segala orang Melaka bekerja, membuat kota itu, dan Laksamana Khoja Hassan penghulunya. Adapun akan Laksamana, tangan bekerja, kaki bekerja, mulut bekerja, mata bekerja; maka dalam tiga hari juga sudahlah kota yang sepenampang itu. Hatta maka raja Leger pun datanglah ke Pahang dengan segala rakyat, tiada terhisabkan Iagi banyaknya. Maka berperanglah dengan orang Pahang dan orang Melaka terlalu sabur; maka dengan kurnia Allah Subha nahu. wa taala, Pahang pun tiada alah, dan rakyat Legor terlalu banyak mati dibunuh oleh orang Pahang dan orang Melaka, Maharaja Dewa Sura pun lari berpecah-pecah, ke hulu Pahang, lalu berjalan terus ke Kelan­tan, dari Kelantan lalu pulang ke Leger.</p>
<p dir="ltr"> Maka Sultan Pahang pun memberi anugerah akan Bendahara Seri Maharaja dengan segala hulubalang Melaka, rata diberi baginda persalin dengan selengkapnya. Maka Bendahara Seri Maharaja serta hulubalang Melaka sekalian pun bermohonlah kembali. Maka Sultan Ab­dul Jamal dengan anakanda baginda, Sultan Mansur pun per­sembah surat ke Melaka; maka Bendahara Seri Maharaja pun kembalilah. Setelah berapa lamanya dijalan, sampailah ke Melaka. Maka surat dari Pahang pun diarak oranglah masuk ke dalam, serta Bendahara dan hulubalang Melaka sekalian, mengadap Sultan Mahmud. Maka baginda pun terlalulah sukacita oleh mendengar Pahang tiada alah itu. Maka Sultan Mah­mud Syah pun memberi anugerah persalin akan Bendahara Seri Maharaja, dan akan segala hulubalang yang pergi itu, setelah selesai maka masing-masing pun kembalilah ke rumah­nya. </p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDRBpisr0sP7ERAKjMJwCxfB2RC3ywMDSiQvv1skT5S7zLNn_FcOhgMDCF0u3Juw62Xy7B15nRQGAO65CCx8dPz5135ZhqT53-ckch5jQcXZ81rPrKmfk-2xB2Z2NbAfivhEGNXoB-RYQ/s1600/Screenshot_2015-05-04-01-10-26.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDRBpisr0sP7ERAKjMJwCxfB2RC3ywMDSiQvv1skT5S7zLNn_FcOhgMDCF0u3Juw62Xy7B15nRQGAO65CCx8dPz5135ZhqT53-ckch5jQcXZ81rPrKmfk-2xB2Z2NbAfivhEGNXoB-RYQ/s640/Screenshot_2015-05-04-01-10-26.png"> </a> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4140097512548199058.post-54325560475606514332015-05-04T00:43:00.005+08:002015-05-12T17:44:58.092+08:00SULALATUS SALATIN - 90<p dir="ltr"> Sultan Mahmud Syah Serba-Salah</p>
<p dir="ltr"> Hatta berapa lamanya, maka isteri Sang Sura pun berkendak dengan Sang Guna. Maka Sang Sura pun tahu, lalu Sang Guna diadang.oleh Sang Sura. Adapun Sang Guna itu baik sikapnya, tegap sasa tubuhnya, akan Sang Sura kecil tubuhnya, hanya mersik lagi rincing. Setelah didengar oleh Sultan Mahmud akan perihal itu, maka baginda terlalu sayang akan Sang Guna; kerana Sang Guna pada ketika itu bukan barang-barang orang, ialah yang pertama mengadakan keris tempa Melaka, panjang Tengah tiga jengkal, tetapi Sultan Mahmud sangat kasih akan Sang Sura. </p>
<p dir="ltr">Maka tiadalah terbicara oleh baginda, lalu Sang Sura disuruh baginda panggil; maka Sang Sura pun datang, lalu dibawa baginda kepada tempat yang sunyi. Maka titah Sultan Mahmud pada Sang Sura, "Ada suatu kehendak hati­ku padamu, adakah engkau beri atau tiadakah?" Maka sem­bah Sang Sura, "Jikalau ada kepada patik, patik persembahkan, tiada akan patik tahani; sedang otak.dalam kepala patik lagi duli tuanku empunya dia." Maka titah Sultan Mahmud, "Kudengar engkau konon hendak mengadang Sang Guna, jikalau ada kasihmu akan aku, kupinta kilah sekali ini kepadamu, jangan engkau mengadang Sang Guna.</p>
<p dir="ltr"> "  Setelah Sang Sura mendengar titah demikianitu, maka disingsingnya tangan bajunya, seraya katanya, "Tuan hamba inilah tiada kawi rasa akan hamba, sedang kemaluan tuan hamba hari itu, bukankah hamba menghapuskan dia?" Maka titah Sultan Mahmud, "Jikalau apa sekalipun kehendakmu, yang engkau itu sedia, tiadalah kuberi mengadang Sang Guna; tetapi aku hukumkan Sang Guna, tiada kuberi ia keluar dari rumahnya berjalan kesana ke mari, dan bermain dengan segala sahabat handainya.</p>
<p dir="ltr"> Jika ada kerjaku, serta ia kupanggil, lalu kusuruh pergi juga." Maka sembah Sang Sura, "Baiklah tuanku, yang mana titah duli Yang Dipertuan itu, tiadalah patik lalui, kerana patik hamba ke bawah duli Yang Maha Mulia; kerana hamba hu, jikalau tiada menurutkan kesukaan tuannya, bukanlah hamba namanya." Maka Sang Sura pun tiadalah jadi mengadang Sang Guna; tetapi akan Sang Guna tiada diberi baginda berjalan ke sana ke mari dan bermain sama muda-muda. Jikalau ada dititahkan barang ke mana, serta ia dipanggil, lalu disuruh pergi juga. </p>
<p dir="ltr">Apabila didengar Sultan Mahmud akan Sang Guna berdiri di luar pintunya juga, datanglah telangkai murka akan dia. Maka kata Sang Guna, "Daripada hamba dihukumkan demikian ini, baiklah hamba diikat, diserahkan pada Sang Sura, supaya dibunuhnya sekali." Wa'llahu a'lamu bi'l-sawab, wa ilaihi'l-marji'u wa'l-ma'ab . 237 </p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPFqTalzt7NtFjNv0L-Y76ezb75vB2QCy7QG-j5xgKEvU771eT1ZxRjI6eXWMQeo3SZCwHsxS_rpl7ne8uzSAR2Fkb2Bl3_RepdRirbFqHqVtShw1U8Nd_8ocZrQB9TtiGql3GwaPadCQ/s1600/Screenshot_2015-05-04-01-22-49.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPFqTalzt7NtFjNv0L-Y76ezb75vB2QCy7QG-j5xgKEvU771eT1ZxRjI6eXWMQeo3SZCwHsxS_rpl7ne8uzSAR2Fkb2Bl3_RepdRirbFqHqVtShw1U8Nd_8ocZrQB9TtiGql3GwaPadCQ/s640/Screenshot_2015-05-04-01-22-49.png"> </a> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/13352131388081100923noreply@blogger.com0